RSS

Halamannn

When I Open My Eyes


Detik waktu akan terus berputas, meninggalkan hari demi hari. Pagiku, senjaku, dan malamku pun akan berganti. Seperti pagiku, seiring mentari yang selalu aku pun bergerak mengikuti kemana langkahku menyusuri jalan ini bersama mentari yang menyinariku sepanjang hari. Seperti senjaku, aku pun akan sejenak berhenti, menghela nafas, mengukir sebuah tanda penjejak di sebuah titik di perjalanan yang baru kulewati. Dan seperti malam, aku pun melanjutkan langkahku, bersama bintang dan seberkas cahaya bulan ku tembus kegelapan malam, hingga aku benar-benar lelah dan terlelap di keheningan malam.
Inilah sebuah perjalanan hidup yang aku lalui. Pagiku, senjaku, dan malamku akan terus datang silih berganti hingga saat dimana detik waktu akan menghentikan langkahku. Saat itulah aku akan benar-benar berhenti. Pagiku, senjaku dan malamku pun tak kan pernah datang lagi. Pada saat itulah perjalanan hidupku akan berakhir.

Kini sudah dua puluh tahun lebih aku melangkah dan menyusuri jalan panjang ini. Suka, duka, senyum, tawa dan derai air mata selalu hadir dan memberikan warna di hidupku. Dan inilah aku. Seperti inilah diriku……

Aku adalah seorang hambaNYA yang sangat beruntung. Aku bersyukur, saat aku terlahir di dunia ini, Tuhan telah memberiku sebuah tempat berteduh, sebuah rumah yang teramat indah untukku. Di sebuah rumah kecil dan sederhana di sudut bumi ini aku terlahir dan tangisku pun menyambut datangnya pagi. Saat kubuka mata dan kutatap dunia ini untuk yang pertama kalinya kutemukan sepasang kekasih hati yang tersenyum memandangku dan mengayun-ayunkan tubuh mungilku dengan lembut, berharap aku merasa nyaman dan diam dari tangisku. Dengan lembut, jemari mereka membelai rambutku dan ditelingaku mereka bisikkan kata cintaNYA yang teramat indah dan mengisi relung jiwaku. Mereka adalah sepasang kekasih yang sangat menyayangiku. Merekalah bapak dan ibuku.
Dari kejauhan ku dengar tawa kecil menyambut kehadiranku. Dia berlari kecil kearahku. Dia tersenyum dan mencium pipiku dengan lembut.
“Adek….” Katanya kemudian. Dan dia adalah masku.
Seperti itulah gambaran sederhana saat aku lahir di dunia ini, sekalipun aku tak pernah dapat mengingatnya. Di rumah itulah. Bersama merekalah aku awali hidupku, aku awali langkahku, dan manapaki perjalanan hidupku.
Sejak saat itu hingga sekarang mereka selalu ada untukku. Di setiap pagiku, mereka selalu tersenyum dan menyapaku dengan sebuah nama yang begitu indah.
“Vivin……” panggil mereka.
Nama lengkapku adalah Rosita Novi Andari, tapi mereka memanggilku “vivin” atau “pipin”. Maklum huruf ve (v) terlalu sulit untuk diucapkan oleh lidah orang Jawa. Meskipun aku kurang tahu makna sebenarnya dari namaku, tapi bagiku nama itu amatlah indah untukku. Aku tak pernah malu jika orang meneriakkan “pipin” untuk memanggilku.
Saat yang paling indah untukku adalah saat aku bersama keluargaku. Bersama bapak, ibu, mas’e, dan ni’am adik kecilku. Mereka adalah harta yang tak ternilai harganya di hidupku. Mereka adalah darahku, nafasku, dan semangat di hidupku. Bapakku orang yang sangat sederhana dan bijaksana. Bapakku selalu ajarkan aku tentang hidup yang aku jalani. Bapakku selalu selipkan nasehat kecil untukku saat beliau berbagi cerita denganku.
“Jangan pernah berhenti melangkah menggapai mimpi dan harapanmu. Jalanilah hidup ini dengan penuh keyakinan. Insya Allah gusti Allah ngijabahi” kata Bapak saat aku duduk dengannya di malam itu.

Ibuku adalah seorang perpemuan yang sangat cantik dan lembut. Ibukulah yang membuatku mengerti betapa pentingnya seorang perempuan menjaga hati dan menjaga diri. Merunduk bukan berarti merendahkan diri, tapi merunduk untuk menghargai diri. Ibuku selalu ajarkan aku untuk menghargai orang lain dan berlaku baik dengan mereka. Ketulusan hatinya membuatku dan kami semua sangat menyayanginya.
“Jagalah dirimu, lakukan apa yang seharusnya kau lakukan dan jangan lakukan apa seharusnya tidak kau lakukan. Ibu akan selalu berdoa untukmu” kata Ibuku saat aku akan beranjak pergi.

Aku adalah satu-satunya anak perempuan di keluargaku. Aku punya seorang kakak dan adik kecil yang sangat kusayangi. “Mas’e”, begitulah aku memanggil kakakku. Mas’e seorang laki-laki yang sangat lembut hatinya sekalipun kadang membuatku jengkel karena keusilannya. Tiada hari tanpa bertengkar. Kenangku saat aku akan terlelap bersamanya. Tapi, mas’e sangat hebat, mas’e yang terbaik, mas’e selalu membimbingku menetukan sikap dan langkah. Mas’e selalu yakinkanku pada setiap jalan yang ku pilih. Mas’e selalu mengingatkanku untuk terus belajar tentang hidup.
“Belajarlah. Jangan ragu dalam menghadapi semua hal. Percayalah di dunia ini tidak ada yang tidak dapat dipelajari. Asal kita mau mencoba pasti ada jalan untuk bisa” kata Mas’e saat kubaca surat pertama darinya.
“Niam. I’am cayang” panggilku pada adik kecilku yang manis dan tampan. I’amku adalah bahasa ceriaku. Melihat segala polah tingkahnya selalu membuatku ingin tersenyum. I’amku sangat unik dan lucu. I’amku mampu mengerti dan merasakan apa aku rasakan. Ia selalu punya cara untuk membuatku memperhatikannya. Bahkan I’amku punya cara unik untuk menghapus airmataku setiap kali aku meneteskan air mata.
“Mb’pin…idenya siapa? Ide aku kan? Jangan menangis ya…” katanya sambil menghapus air mataku dan ia pun ikut meneteskan air matanya.

Yah…merekalah anugerah Tuhan yang terindah untukku. Aku ingin selalu melakukan dan memberikan yang terbaik untuk mereka. Aku selalu berdo’a padaNYA, semoga DIA menjadikan kami keluarga sakinah, mawaddah, warohmah, fiddunya wal akhiroh. Amin.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: