RSS

Halamannn

Khusnul Khotimah ^_^

"Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, 
kalau kamu sesungguhnya mengetahui." 
(QS. 23:114)


Subuh menjelang..suara adzan berkumandang..entah kenapa saat itu aku ingin sekali keluar rumah dan betapa terkejutnya aku.kabut putih memenuhi pandanganku. Pagi ini terasa amat berbeda. Tak perlu lama, sejenak aku menghela nafas, menghirup udara dingin pagi ini dan kemudian ku tutup kembali pintu rumahku. 

Aku berjalan ringan melintasi pagi. Sejuk dan begitu tenang. itu yang kurasakan. Entah kenapa akhir-akhir ini aku selalu menyukai pagi. Pagi bagiku adalah sebuah awal harapan dan jejak langkah baruku, maka aku pun tak pernah menolak untuk segera membuka mataku saat pagi menjelang. 

Saat dhuha itu.........
 Alhamdulillah, pagiku kumulai dengan aktivitasku di ruangan itu, sepi, tidak seorangpun selain hanya ada diriku. Ingin sekali aku melangkahkan kakiku menghadapNYA dan akupun segera menghadapNYA. Aku bersujud, aku menengadahkan tanganku, berharap Allah mengabulkan do'a-do'aku, karena hanya itulah cara yang mampu kulakukan saat itu. "Ya Allah berilah kesembuhan untuk mbahku tersayang, semoga setiap sakit beliau dapat menjadi penghapus dosa-dosa beliau, dan berilah akhir yang terbaik, khusnul khotimah untuk beliau.Aamiin Ya Robbal'alamin". Tenang sekali yang kurasakan dan aku pun duduk dimejaku.

Saat dhuha itu...
Kutatap sinar kecil dihpku, ada pesan dari adekku. "Mbak nggak pulang?" tanyanya. "Pulang, nggak, minggu kemarin bis pulang" jawabku. "Mbah meninggal dunia" katanya. "Innalillahi.." jawabku. Aku terkejut, segera ku telpon ayahku dirumah, "Pak, mbah sedo" tanyaku. "Iya nduk, yang ikhlas ya" jawab singkat beliau dengan suara bergetar kemudian langsung ditutup telponku. Ku telpon masku (suamiku) "Adek pengen pulang". "Iya, tunggulah disitu" jawabnya. Ku telpon masku (kakakku yang di Samarinda. "mbah tidak ada mas, doain mbah ya". kataku. 

Dan aku pun pulang....
"Alhamdulillah nduk, mbah kembali kepadaNYA dengan tenang, menghembuskan pelan nafasnya tiga kali, lalu terpejam, terlelap seperti orang tidur" kata Ibukku yang saat itu menemani beliau.
"Mbah, menggerakkan tangannya, emak kasih tangan kiri emak, tapi beliau minta tangan kanan, menyalami emak, terus menaruh kedua tangannya tepat di dadanya, menghembuskan nafas tiga kali, lalu terpejam" kata emakku.
Waktu itu sekitar pukul 09.30...saat aku sholat dhuha...

Kutatap pusaran yang masih basah bertabur bunga. Aku berusaha kuat dan tenang..seperti janjiku kepada ibuku. Kurasakan begitu tenang dan akupun tersenyum sambil kuletakkan bunga kamboja putih dibawah batu nisannya.

Subhanallah, begitu kuasaNYA Engkau Ya Rabb, ketika Engkau berkehendak jadi, maka jadilah, semua ada dalam genggamaMU, tidak ada daya manusia, hanya kuasaMUlah. Terima kasih, semoga Engkau mengabulkan do'a-do'aku Ya Rabb, Semoga semua itu berarti yang terbaik untuk mbahku. Khusnul Khotimah. Ampunilah segala dosa-dosa beliau, terimalah iman dan amalan beliau selama ini, terangilah, luaskanlah kuburnya dengan kasih sayangMU Ya Rabb dan tempatkanlah beliau di tempat terbaik disisiMU, semoga Engkau mengumpulkan kami semua disurgaMU. Aamiin Ya Robbal'alamin. 




 Terima kasih mbah nang, untuk setiap keteguhan hati dan keikhlasan yang selalu engkau ajarkan kepadaku selama ini. Catatan-catatan amanah darimu Insya Allah akan selalu aku jaga. 


"Bagiku, kebahagiaan adalah saat aku bisa selalu berbagi dan berbuat baik untuk keluargaku, dan tidak ada kebahagiaan abadi yang lain yang kuharapkan selain bisa berkumpul bersama keluargaku disurgaNYA. Robbibni lii indaka baitan fil jannah. Semoga Allah membangunkan untuk keluargaku dan keluarga kita semua rumah di surgaNYA. Aamiin Ya Robbal'alamiin. 


Vie, 12112013














  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

Menanam Sebutir Padi ^_^

Pagi ini mentari entah kenapa belum menampakkan diri. Suasanya terasa begitu tenang dan damai, saat kaki ini beranjak menyusuri jalanan. Tiba-tiba di salah satu sudut jalan terlihat seorang perempuan setengah baya tengah menggendong anaknya. Ditangannya bergantung tas lusuh yang entah apa isinya.

Ibu ini tidak sengaja bertemu saya dijalan sekitar dua minggu yang lalu. Waktu itu senja sudahlah hampir tenggelam. Saat itu ibu ini bertanya kepada saya apakah saya kenal seseorang yang tengah dicarinya, tetapi sayangnya dia tidak tahu alamatnya. Dia sedang membutuhkan sesuatu. Dia bercerita tentang anak-anaknya yang saat itu hingga saat ini tengah berbaring di rumah sakit. Talasemia. Ketiga anaknya terkena talasemia. Dua orang dirumah sakit, sementara 1 orang digendongannya. Saat itu aku bertanya "penyakit apakah itu Bu Talasemia". Dia menjelaskan sederhana "kuning nak, kadar HBnya rendah, perut anak saya buncit dan kesakitan, harus dikasih darah terus". "apakah itu keturunan" tanyaku lebih lanjut. " Iya, kata dokter saya pembawa, suami saya juga pembawa".

Thalasemia adalah penyakit keturunan (genetik) dimana terjadi kelainan darah (gangguan pembentukan sel darah merah). Sel darah merah sangat diperlukan untuk mengangkut oksigen yang diperlukan oleh tubuh kita. Pada penderita talasemia karena sel darah merahnya ada kerusakan (bentuknya tidak normal, cepat rusak, kemampuan membawa oksigennya menurun) maka tubuh penderita talasemia akan kekurangan oksigen, menjadi pucat, lemah, letih, sesak dan sangat membutuhkan pertolongan yaitu pemberian transfusi darah. Bila tidak segera ditransfusi bisa berakibat fatal, bisa meninggal (Dr.Kardansyah,MS, http://kadar100.blogspot.com/2008/06/mengenal-talasemia.html)

"Bagaimana pengobatannya bu? apakah dapat bantuan dari pemerintah?" tanyaku lebih lanjut. "Alhamdulillah ada bu, tapi masih terbatas, yayasan thalasemia Indonesia, ini kartunya teh"kata ibu itu sambil menunjukkan tiga buah kartu anak-anaknya, salah satunya Miftah, yang saat ini tengah digendongnya.



Pagi ini dia sengaja mencariku, sejak tadi jam 5 subuh katanya. Dia bertanya ke ibu penjual sayur, apakah tahu dimana saya tinggal. Dan ibu penjual sayur itu bilang, dia tidak tahu pasti, dan tidak kenal namanya, mungkin di perumahan belakang. Katanya dia pun berjalan, pas ada gerbang, melihat satpam, takut nanti ditanya-tanya. Dan akhirnya ketemu saya..

"Teteh, kemarin saya ingat katanya teteh belum punya anak, begini teh, saya mau ngasih ke teteh anak saya"...
 "Hah........."kaget dan bingung aku mendengar kalimat ibu itu.
 "Anak saya yang paling kecil, adeknya Miftah yang saya gendong ini, usianya 1 tahun 2 bulan teh. Saya kasian telah menelantarkan dia teh, karena saya ngurusin ketiga anak saya yang lain di rumah sakit, saya titip-titipin ke orang-orang, barangkali teteh mau menerima dan merawatnya" 
"Aduh bagaimana ya Bu, saya sendiri disini bu, saya juga kerja bu, suami saya masih di luar kota, saya takut nanti terlantar juga kalau bersama saya, bagaimana ya bu, nanti coba saya cerita dulu ke suami dan orang tua kami, gimana baiknya ya bu, maafkan saya bu." jawabku sambil berpikir apa yang seharusnya aku lakukan.

"Begini saja bu, ibu tidak perlu jauh-jauh mencari saya, alamat ibu dimana, nanti biar saya yang mencari ibu" 

Dan ibu itupun memberikan alamatnya..

" Saya punya anak lima, yang terakhir itu kembar teh, satunya meninggal dunia, dan satunya yang mau saya kasihkan ke teteh. Namanya adel dan dela. yang saya ingin kasih ke teteh itu namanya Dela, dia alhamdulillah sehat teh, tidak kena thalasemia, sekarang saya titi-titipin, saya takut telah menelantarkan dia teh, makan saja kami sulit, ini saya sedang mencari, barangkali ada pakaian yang bisa saya cuci, suami saya rosok (pemulung)."

"Kalau semisal bukan saya yang ngasuh tetapi orang lain, saudara saya bagaimana bu"
"tadinya saya mau ke teteh, saya percaya teteh, karena teteh baik"
"Kalau begitu, biar nanti saya bicara dulu dengan suami saya dan keluarga saya ya bu, soalnya saya disini masih sendiri, saya belum tahu jalannya" kataku tersenyum pada ibu itu.
"Terima kasih banyak teteh, teteh nanti bisa melihat rumah saya seperti apa"

Dimatanya aku melihat begitu banyak kecemasan. Seolah sedang memikirkan banyak hal, termasuk keputusan untuk menyerahkan anaknya kepadaku. Aku percaya ibu itu memiliki hati yang jujur dan tulus. Semoga Allah melindunginya, keluarganya dan anak-anaknya. Semoga Allah memberikan jalan yang terbaik dan kesembuhan untuk anak-anaknya. Aamiin Ya Robbal'alamiin. 


Ya Allah Ya Rabb, tanda apakah yang tengah Engkau tunjukkan kepadaku Ya Rabb.Sungguh Engkau Maha Penyayang. Mungkinkah saat ini Engkau tengah mengajariku untuk lebih banyak lagi menanam sebutir padi Ya Rabb, untuk bisa meraih lebih banyak kebaikan dariMU. Ya Allah Ya Rabb, semoga Engkau selalu menerangi jalan kami dengan cahaya kasih sayangMU. Semoga akan selalu ada akhir yang baik. Khusnul Khotimah untuk kami dan kelaurga kami. Aamiin Ya Robbal'alamiin. 

07112013

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)