Desember Tahun Pertama Kita ^_^
17.14 |
Husnul Khotimah ^_^
16.39 |
Menanam Sebutir Padi ^_^
17.12 |
"Begini saja bu, ibu tidak perlu jauh-jauh mencari saya, alamat ibu dimana, nanti biar saya yang mencari ibu"
"Kalau semisal bukan saya yang ngasuh tetapi orang lain, saudara saya bagaimana bu"
Kita Adalah Musafir
18.48 |
Sejenak berhenti dan merenungkan kembali makna hidup yang kita jalani saat ini. Terkadang kita terlalu asyik di dunia ini hingga menjadi lalai dan lupa bahwa semua hal yang kita miliki di dunia ini hanyalah sebuah titipan. Bahkan terkadang kita selalu merasa kurang pada apa yang kita miliki, ingin meminta lebih dan ingin memiliki apa yang dimiliki oleh orang lain. Seharusnya kita bisa lebih bersyukur dan menyadari bahwa semuanya adalah anugerahNYA. Apa yang kita miliki niscaya akan sirna, dan itu akan berlaku untuk diri kita, menjadi sirna dari dunia ini. Astaqfirullahal'adzim, semoga Allah senantiasa mengampuni dosa-dosa kita di sepanjang perjalanan hidup kita. Semoga Allah senantiasa menjadikan kita hamba-hambaNYA yang selalu menjalani kehidupan ini dengan penuh keimanan dan ketakwaan. Semoga kita selalu mengingat bahwa kita di dunia ini hanya seperti seorang musafir yang sedang berteduh dibawah pohon untuk beristirahat dan kemudian akan meninggalkan pohon tersebut. Ya..kita pasti akan meninggalkan dunia ini. Tak perlu lah saat ini kita merisaukan apa-apa yang belum terpenuhi dari setiap keinginan kita. Jalani hari ini apa adanya. Apapun yang akan terjadi, biar terjadilah. Hanya kepadaNYAlah kita selalu berikhtiar dan berdo'a. Karena ketika Dia berkehendak Jadi, maka Jadilah.
Semoga Allah mengijabah semua do'a yang kita kehendaki. Aamiin Ya Robbal'alamin. ^_^ Read Users' Comments (0)
Pagi Yang Menakjubkan ^_^
18.27 |
Pagi kembali menjelang dengan segala keindahannya.Pagi yang menakjubkan. Aku masih disini, di ruang tunggu ini. Bedanya, aku tidaklah duduk sendiri, karena ada dia yang hadir menemaniku disini. Aku sungguh bersyukur Allah senantiasa menjagaku, menaungiku dengan segenap kasih sayangNYA di ruang tunggu ini. Perjalanan memang tidak pernah bisa dihitung kapan dan dimana ujungnya, namun yang pasti adalah bagaimana kita menempuhnya. Alhamdulillahirobbil'alamin, aku selalu yakin dan percaya Allah akan menghadirkan begitu banyak keindahan di sepanjang perjalanan ini dan surga terindah dariNYA tentulah yang paling aku harapkan, disana, berkumpul dengannya, dengan semuanya. Oh...betapa indahnya.....
Saat ini aku masihlah menunggu, menunggu satu keindahan kecil yang bercahaya dariNYA, merindukannya memeluk kami di ruang tunggu ini. jika tidak hari ini, atau besok, besok, besok dan besoknya, waktu terbaik dariNYA adalah waktu yang paling terbaik. Ya Allah Ya Tuhanku, terima kasih atas segala rahmat dan karuniaMU selama ini, tiada hal lain lagi yang kuharapkan selain hanya mengharap keridhoanMU. Laa haulaa walaa quwwata illa billah. Terima kasih Ya Allah dan terima kasih untukmu yang selalu hadirkan senyum dihatiku. Alhamdulillah. ^_^. Read Users' Comments (0)
Lebih Dekat KepadaNYA
00.27 |
Ustad Yusuf Mansyur 14 September melalui seluler
Ada seseorang yang rajin berdoa, minta sesuatu sama Allah. Orangnya sholeh. Ibadahnya baik. Tapi doa tak kunjung terkabul. Sebulan menunggu masih belum terkabul juga. Tetap dia berdoa. Tiga bulan juga belum. Tetap dia berdoa. Hingga hampir satu tahun doa yang ia panjatkan, belum terkabul juga. Dia melihat teman kantornya. Orangnya biasa saja. Tak istimewa. Sholat masih bolong-bolong.
Kelakuannya juga sering nggak beres, sering tipu-tipu, bohong sana-sini. Tapi anehnya, apa yang dia doain, semuanya dipenuhi. Orang sholeh ini pun heran. Akhirnya, dia pun dateng ke seorang ustadz. Ceritalah dia permasalahan yang sedang dihadapi. Tentang doanya yang sulit terkabul padahal dia taat, sedangkan temannya yang bandel, malah dapat apa yang dia inginkan.
Tersenyumlah ustadz ini. Bertanyalah si ustadz ke orang ini. Kalau Anda lagi duduk di warung, kemudian datang pengamen, tampilannya urakan, maen musiknya gak bener, suaranya fals, bagaimana? Orang sholeh tadi menjawab, segera saya kasih pak ustadz, gak nahan ngeliat dan ndengerin dia lama-lama di situ, sambil nyanyi pula.
Kalau pengamennya yang dateng rapi, main musiknya enak, suaranya empuk, bawain lagu yang kamu suka, bagaimana? Wah, kalo gitu, saya dengerin ustadz. Saya biarin dia nyanyi sampai habis. Lama pun nggak masalah. Kalau perlu saya suruh nyanyi lagi. Nyanyi sampai sealbum pun saya rela. Kalau pengamen tadi saya kasih 500, yang ini 10.000 juga berani, ustadz.
Pak ustadz pun tersenyum. begitulah nak. Allah ketika melihat engkau, yang sholeh, datang menghadap-Nya, Allah betah ndengerin doamu. Melihat kamu. Dan Allah pengen sering ketemu kamu dalam waktu yang lama. Buat Allah, ngasih apa yang kamu mau itu gampang betul. Tapi Dia pengen nahan kamu biar khusyuk, biar deket sama Dia. Coba bayangin, kalo doamu cepet dikabulin, apa kamu bakal sedeket ini? Dan di penghujung nanti, apa yang kamu dapatkan kemungkinan besar jauh lebih besar dari apa yang kamu minta.
Beda sama temenmu itu. Allah gak mau kayaknya, dia deket-deket sama Allah. Udah dibiarin biar bergelimang dosa aja dia ini. Makanya Allah buru-buru kasih aja. Udah. Jatahnya ya segitu doang. Gak nambah lagi.
Dan yakinlah, kata pak ustadz, kalaupun apa yang kamu minta ternyata gak Allah kasih sampai akhir hidupmu, masih ada akhirat, nak. Sebaik-baik pembalasan adalah jatah surga buat kita. Nggak bakal ngerasa kurang kita di situ.
Tersadarlah orang tadi. Ia pun beristighfar, sudah berprasangka buruk kepada Allah. Padahal Allah betul-betul amat menyayanginya. Semoga kisah ini menjadi dapat pelajaran bagi kita semua... Aamiin
Read Users' Comments (0)
Jejak Langkah Kita: Suatu Hari Nanti
22.53 |
Bisa melihat Ka’bah yang selama ini jadi kiblat “yang tidak kelihatan”, sekarang tiba-tiba bisa melihat telanjang mata. Yang tidak diizinkan Allah pun bisa memegang, menyentuh, meraba, kiswah Ka’bah.
Bagi yang sudah pernah ke sana, subhaanallaah, mungkin ingat pertama kali momen mulai melihat menara masjidil haram dari kejauhan, saat memasuki kota Makkah.
Bermandikan cahaya!
Rata2 jamaah umrah, memasuki Makkah, malam hari, dini hari, atau jelang shubuh. “Bapak Ibu, Dhuyuufurrohmaan, lihat, Masjidil Haram sudah kelihatan…”, begitu kata muthowwif, pembimbing, di bus.
Sebagian jamaah yang tertidur, langsung melek. Sebagiannya berdiri, kemudian bertasbih, bertalbiyah, bershalawat, dan sebagian besarnya akan menangis. Ga nyangka, sudah nyampe Mekkah. Nyampe juga bakalannya ke Masjidil Haram.
Sejurus kemudian, dalam keadaan berpakaian ihram, pintu Masjidil Haram sudah di depan mata. Warna keramik, lalu lalangnya jamaah umrah, karpet masjidil haram, ornamen-ornamennya, masih bisa kita ingat dengan jelas.
Dan kemudian setelah memasuki Masjidil Haram, kita melewati deretan galon air zam-zam. Subhaanallaah… Di tengah Masjidil Haram, Ka’bah berdiri dengan sejuta pesonanya. Kiswah hitam menyelubungi Ka’bah. Berdegup jantung memandangnya. Terdengar kemudian muthowwif mengucapkan doa ketika melihat Ka’bah, yang bagian sebagian orang doa itu makin membuat air mata tambah berlinang.
Buat jamaah yang belum pernah melihat Ka’bah, masuk kota Suci Makkah, maasyaaAllah, baca atau dengar cerita seperti ini, ikut merinding. Ikut netesin air mata.
Kangeeeeeeeeeennnn pengen ke sana.
Labbaikallaahumma labbaik… Labbaikka laa syariika laka labbaik… Innalhamda, wanni’mata laka wal mulk. Laa syariika lak.
Lautan manusia mengucapkan kalimat talbiyah ini.
Allahu akbar!
Saya doain semoga Saudara semua bisa ikut tawaf. Merasakan berdoa di Multazam. Bisa menyentuh dan mencium hajar aswad. Bisa berdoa di deket Maqom Ibrohim, dan di tempat-tempat mustajabah.
Perbanyaklah berdoa, bersedekah, dan mintalah sama Allah dimudahkan bisa ke sana, apalagi bisa berhaji, menyempurnakan Rukun Islam kelima, bukan hanya untuk umrah.
Yang sudah pernah ke sana, saya doakan bisa ke sana, khususnya di waktu-waktu Ramadhan.
Bisa tarawih, tahajjud, witir, di Masjidil Haram!
Subhaanallaah. Aamiinn...
Vie's 23072013
Misbah: Penerang Hati
18.14 |
Menyambut "Keindahan Kecil yang Bercahaya"
01.19 |
Membuat Jejak Tentang Kita
20.13 |