"Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja,
kalau kamu sesungguhnya mengetahui."
(QS. 23:114)
Subuh menjelang..suara adzan berkumandang..entah kenapa saat itu aku ingin sekali keluar rumah dan betapa terkejutnya aku.kabut putih memenuhi pandanganku. Pagi ini terasa amat berbeda. Tak perlu lama, sejenak aku menghela nafas, menghirup udara dingin pagi ini dan kemudian ku tutup kembali pintu rumahku.
Aku berjalan ringan melintasi pagi. Sejuk dan begitu tenang. itu yang kurasakan. Entah kenapa akhir-akhir ini aku selalu menyukai pagi. Pagi bagiku adalah sebuah awal harapan dan jejak langkah baruku, maka aku pun tak pernah menolak untuk segera membuka mataku saat pagi menjelang.
Saat dhuha itu.........
Alhamdulillah, pagiku kumulai dengan aktivitasku di ruangan itu, sepi, tidak seorangpun selain hanya ada diriku. Ingin sekali aku melangkahkan kakiku menghadapNYA dan akupun segera menghadapNYA. Aku bersujud, aku menengadahkan tanganku, berharap Allah mengabulkan do'a-do'aku, karena hanya itulah cara yang mampu kulakukan saat itu. "Ya Allah berilah kesembuhan untuk mbahku tersayang, semoga setiap sakit beliau dapat menjadi penghapus dosa-dosa beliau, dan berilah akhir yang terbaik, khusnul khotimah untuk beliau.Aamiin Ya Robbal'alamin". Tenang sekali yang kurasakan dan aku pun duduk dimejaku.
Saat dhuha itu...
Kutatap sinar kecil dihpku, ada pesan dari adekku. "Mbak nggak pulang?" tanyanya. "Pulang, nggak, minggu kemarin bis pulang" jawabku. "Mbah meninggal dunia" katanya. "Innalillahi.." jawabku. Aku terkejut, segera ku telpon ayahku dirumah, "Pak, mbah sedo" tanyaku. "Iya nduk, yang ikhlas ya" jawab singkat beliau dengan suara bergetar kemudian langsung ditutup telponku. Ku telpon masku (suamiku) "Adek pengen pulang". "Iya, tunggulah disitu" jawabnya. Ku telpon masku (kakakku yang di Samarinda. "mbah tidak ada mas, doain mbah ya". kataku.
Dan aku pun pulang....
"Alhamdulillah nduk, mbah kembali kepadaNYA dengan tenang, menghembuskan pelan nafasnya tiga kali, lalu terpejam, terlelap seperti orang tidur" kata Ibukku yang saat itu menemani beliau.
"Mbah, menggerakkan tangannya, emak kasih tangan kiri emak, tapi beliau minta tangan kanan, menyalami emak, terus menaruh kedua tangannya tepat di dadanya, menghembuskan nafas tiga kali, lalu terpejam" kata emakku.
Waktu itu sekitar pukul 09.30...saat aku sholat dhuha...
Kutatap pusaran yang masih basah bertabur bunga. Aku berusaha kuat dan tenang..seperti janjiku kepada ibuku. Kurasakan begitu tenang dan akupun tersenyum sambil kuletakkan bunga kamboja putih dibawah batu nisannya.
Subhanallah, begitu kuasaNYA Engkau Ya Rabb, ketika Engkau berkehendak jadi, maka jadilah, semua ada dalam genggamaMU, tidak ada daya manusia, hanya kuasaMUlah. Terima kasih, semoga Engkau mengabulkan do'a-do'aku Ya Rabb, Semoga semua itu berarti yang terbaik untuk mbahku. Khusnul Khotimah. Ampunilah segala dosa-dosa beliau, terimalah iman dan amalan beliau selama ini, terangilah, luaskanlah kuburnya dengan kasih sayangMU Ya Rabb dan tempatkanlah beliau di tempat terbaik disisiMU, semoga Engkau mengumpulkan kami semua disurgaMU. Aamiin Ya Robbal'alamin.
Terima kasih mbah nang, untuk setiap keteguhan hati dan keikhlasan yang selalu engkau ajarkan kepadaku selama ini. Catatan-catatan amanah darimu Insya Allah akan selalu aku jaga.
"Bagiku, kebahagiaan adalah saat aku bisa selalu berbagi dan berbuat baik untuk keluargaku, dan tidak ada kebahagiaan abadi yang lain yang kuharapkan selain bisa berkumpul bersama keluargaku disurgaNYA. Robbibni lii indaka baitan fil jannah. Semoga Allah membangunkan untuk keluargaku dan keluarga kita semua rumah di surgaNYA. Aamiin Ya Robbal'alamiin.
Vie, 12112013
0 komentar:
Posting Komentar