RSS

Halamannn

Nice Story For Vie: Kasih Sayang = Ketulusan Hati

Setia Menggendong Sahabat yang Cacat
Sunday, 14 February 2010
Lv Xiqing memberi contoh akan arti kasih sayang yang sesungguhnya.Sejak usia tujuh tahun hingga menginjak usia 15 tahun sekarang, Lv setia menggendong sahabatnya yang cacat untuk bisa beraktivitas normal.

KASIH sayang bisa ditunjukkan dengan berbagai cara.Namun, cara yang dipilih Lv Xiqing untuk mengungkapkan rasa sayang kepada sahabatnya, Liu Xiao, jelas tidak biasa. Selama delapan tahun, remaja sebuah SMP di Provinsi Hebei ini selalu menggendong sahabatnya, Liu, untuk bisa beraktivitas di sekolah serta sering membawanya pulang ke rumah seusai sekolah.

Liu memang tidak bisa berjalan sendiri karena kakinya mengalami kelainan sejak lahir.Dua tungkai kakinya lebih pendek dari manusia normal dan tidak bisa digerakkan. Karena sakit yang menahun, kaki Liu pun kehilangan fungsinya. Keadaan itulah yang menyentuh batin Lv saat pertama kali mengenal sahabatnya.

Lv yang dikenal teman-temannya sangat baik hati itu sudah membantu Liu Xiao sejak hari pertama di bangku sekolah. Liv yang saat itu berusia tujuh tahun mengaku iba melihat kondisi Liu. Namun, baru seusai bel pulang dia bisa mengenal lebih dekat Liu yang usianya terpaut dua tahun lebih tua darinya.

Saat itu hujan datang sehingga ibu Liu yang akan menjemput sang anak datang terlambat. Mengetahui Liu sendirian, Lv memutuskan untuk menunda pulang dan menemani Lv yang duduk sendirian di kelas.Ketika Liu ingin membuang air kecil, Lv pun tidak punya pilihan selain menggendong temannya itu ke toilet.“Saya menyuruhnya untuk bangkit dan memegang tangan saya kemudian dia saya gendong,”tutur Lv.

Di lain hari hujan kembali datang dan membuat ibu Liu datang terlambat.Lv pun nekat menawari bantuan untuk menggendong Liu pulang ke rumahnya,walaupun jaraknya cukup jauh. Karena belum terbiasa dan tubuh Liu yang lebih besar, keduanya harus bersusah payah untuk bisa sampai di rumah Liu.Mereka bahkan sempat terperosok ke lumpur serta jatuh di jalan. Sesampainya di rumah ibu Liu langsung menangis melihat apa yang dilakukan Lv. Sebagai ungkapan terima kasih,sang ibu menghadiahi anak berwajah imut itu makan siang.

Saat hendak pulang itulah Lv berjanji kepada ibu sahabatnya tersebut. “Saya akan membantu Liu selama di sekolah dan menggendong pulang sekolah sesering saya bisa. Saya akan meringankan beban ibu,” papar Lv. Setelah pulang ke rumahnya, Lv menderita demam tinggi karena kehujanan dan kelelahan yang sangat. Di tubuhnya juga banyak luka lebam.Namun, tekadnya justru semakin bulat untuk membantu Liu.

Sejak mengantar pulang Liu ke rumahnya,Lv datang ke sekolah lebih pagi dan menunggu ibu Liu datang ke sekolah bersama anaknya. Dengan sigap dia akan mengambil peran ibu Liu dan menggendongnya ke kelas. Saat pulang Lv juga tidak jarang mengantar sang sahabat ke rumahnya. Perhatian besar Lv pada Liu juga ditunjukkan dengan kesediaannya mengantar ke toilet atau ke laboratorium sekolah yang berada di lantai dua.

Kala Liu sakit atau mengalami sembelit, Lv tidak keberatan menggendong dia bolak-balik ke kamar kecil sampai 10 kali. Saat jam makan siang datang dengan cepat Lv menyediakan makan siang untuk dirinya dan Liu.Dia juga tidak ragu untuk menggendong Liu kemana pun dia pergi termasuk ke tempat-tempat menarik yang biasa dikunjungi orang di tempat mereka.

Kebaikan Lv memang tidak terbatas pada Liu.Teman-teman sekolahnya di Sa Huan sangat paham dengan kebiasaan Lv yang suka menolong siapa saja. “Dia tidak bisa tinggal diam.Meski pun lelah, dia akan membantu siapa saja dan membersihkan kelas,”tutur Ma Li, teman satu sekolah mereka. Kesediaan Lv menggendong Liu Xiao membuat teman-temannya kagum.

Namun awalnya, sikap tersebut dia sembunyikan dari keluarganya. Lv tidak ingin membuat orang tuanya khawatir sehingga akan memilih diam saat ditanya alasan mengapa pulang begitu terlambat atau mengapa terdapat banyak luka-luka lebam di tubuhnya. Lv dan Liu memang tinggal di desa berbeda yang letaknya cukup jauh. Saat kedua orang tuanya tahu, Lv pun tidak memiliki alasan lain untuk mengelak.

Semula keluarganya sangat keberatan karena tidak menginginkan anaknya sakit dan keletihan. Sang ayah bahkan mendiamkannya saat dia tahu kebiasaan Lv menggendong Liu.Keteguhan dan ketulusan hati Lv akhirnya melunakkan hati sang ayah dan keluarganya. Kakak perempuan Lv bahkan lebih memilih untuk bekerja dan tidak melanjutkan sekolah di perguruan tinggi karena ingin melihat adiknya mengenyam bangku SMU dan perkuliahan bersama Liu.

“Kami ingin agar Lv tetap bersekolah seperti apa yang dia inginkan.Kami juga tahu salah satu alasan terbesarnya ke sekolah adalah untuk membantu Liu Xiao,”ucap sang kakak. Keluarga Liu sebenarnya sudah berusaha keras mengobati Liu agar bisa berjalan.Tiap bulannya keluarga Liu menghabiskan 89 yuan atau sekitar Rp130 ribu guna mengobati Liu.

Namun, diagnosa dokter justru mengatakan kaki anaknya tidak bisa disembuhkan. Baik Lv dan Liu datang dari keluarga petani yang pas-pasan sehingga tidak memungkinkan bagi mereka untuk menyediakan peralatan mahal yang bisa membantu aktivitas sehari-hari Liu. Kini, setelah delapan lebih persahabatan mereka berjalan,Lv tetap tidak berubah dan selalu setia membantu Liu serta temanteman yang lain.

Lv bahkan sudah berjanji untuk masuk SMU yang sama, kuliah di tempat sama, atau bila memungkinkan bekerja di tempat yang sama. Lv memang tidak pernah berpikir untuk berhenti membantu Liu karena dia menyadari menolong Liu merupakan bentuk lain dari rasa syukurnya kepada Tuhan. (maesaroh)


"Kasih Sayang Sederhana = Ketulusan Hati "
"Bertanya pada diri sendiri : "Bagaimana denganku? "

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: