RSS

Halamannn

Vie's : "Seberapa Kuatkah Aku atau Rapuhkah Aku?? "



Senja itu...... Sejenak aku memandang jauh ke langit dari kaca jendela bis yang setiap pagiku dan senjaku ku naiki. Entah kenapa lan ia meneteskan air mata di sela-sela senyumnya padaku. "Kenapa" tanyaku.. "......just think about my life. Tak mau terlihat kuat diluar tapi rapuh di dalam.." Aku pun terdiam... Dan entah kenapa kalimat yang diungkapkan olehnya membuatku berpikir tentang hidup yang sedang kujalani saat ini. Seperti apakah aku menjadi hidupku selama ini?? Pernah ada seseorang yang mengungkapkan kalimat yang sama padaku. ".....dibalik kekuatan yang coba kamu tunjukkan pada orang-orang disekitarmu ada sisi rapuh di dalam hatimu..." Maka tak khayal jika aku teringat pada kalimat itu. Jujur kuakui, sering kali aku menyembunyikan segala apa yang kurasakan dibalik senyum dan tawa yang aku tunjukkan pada orang-orang disekitarku. Bukannya aku tidak mau jujur pada diriku sendiri. Aku hanya tidak ingin menjadi orang yang rapuh. Ah....Rapuh?? Apakah kerapuhan itu?? Adakah kerapuhan seseorang itu harus ditunjukkan pada orang lain ataukah lebih baik disembunyikan? Apakah aku termasuk dalam golongan orang yang memiliki jiwa-jiwa yang rapuh?" Entahlah, apakah pertanyaan seperti ini harus kutanyakan? Jawaban seperti apakah yang paling tepat untuk menggambarkan apa itu "rapuh"? Dan disisi lain, setiap orang harus menjadi jiwa yang kuat, yang tidak hanya kuat diluar tetapi juga di dalam. Pertanyaannya adalah apakah yang dimaksud "kuat" itu? Bagaimana menjadi jiwa yang kuat? Hingga saat ini aku terus menjalani hidupku. Dan mencoba mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang selalu muncul dibenakku. Tentang apa itu kuat dan apa itu rapuh. Setidaknya menurut pengertian sederhanaku. Keduanya saling berkaitan. Ada sebuah artikel ato sebuah tulisan sederhana yang menarik untuk disimak.

Rapuh, Belajar untuk Kuat


" terkadang kita memang harus menjadi lidi,
untuk menyadari bahwa kita tak bisa [selalu] sendiri
membutuhkan orang lain,
untuk saling menguatkan, menyempurnakan…"


itu komen saya untuk note seorang teman di fesbuk yang menulis “jangan menjadi lidi, yang hanya kuat saat bersatu dan rapuh kala sendiri”. hai teman -to not write ur complete name here-, menjadi rapuh bukan sebuah kesalahan, kelemahan, apalagi dosa. menjadi rapuh menunjukkan bahwa kita benar-benar manusia, makhluk sosial yang diciptakan untuk hidup bermasyarakat, saling membantu, membutuhkan, wujud dari hablun min annaas, ukhuwah dan apapun istilah lainnya.

menjadi rapuh merupakan kesempatan belajar untuk lebih kuat, tegar.
manusia tak akan menikmati saat kuat sebelum merasakan dan melewati fase rapuh. tak akan mensyukuri dan memahami kesenangan dan kebahagiaan sebelum merasakan kesedihan. selalu [harus] ada keseimbangan dalam hidup, ada hitam dan putih, ada yin-yang, malam-siang, matahari dan bulan.

rasakan kerapuhanmu, kelemahanmu, kesedihanmu…
sebagai anugerah nikmat dariNya

Yuppp...cara berpikir yang sederhana... Dan jangan takut menjadi rapuh. Tak ada yang salah dari apa yang disebut rapuh itu. Kerapuhan bukan mencerminkan kelemahan, melaikan rasa rapuh adalah jembatan rasa untuk menuju rasa tegar…rasa kuat...

Rasanya agak menjadi lebih baik setelah aku menuliskan ini. Semoga aku termasuk ke dalam jiwa-jiwa yang selalu belajar menjadi kuat sekalipun dengan menjadi rapuh terlebih dahulu. Aku tak mungkin hidup sendiri dan memang aku tidak hidup sendiri. Dan ternyata aku memang membutuhkan orang lain......

Membutuhkan keluargaku..
Membutuhkan orang tuaku..
Membutuhkan saudara-saudaraku...
Membutuhkan teman-teman dan sahabat-sahabatku...
Membutuhkan siapapun...
termasuk membutuhkanmu "seseorang yang saat ini ada di hatiku"
Dan yang pasti membutuhkanNYA..
Maka sungguh lengkaplah hidup ini.

"...Sesungguhnya Allah tidak memberikan apa yang menjadi keinginan hambaNYA, tetapi ALLAH pasti memberikan apa yang menjadi kebutuhan hambaNYA"

Pernahkan kita menyadarinya?
Apakah kita harus membiarkan diri kita terbelenggu oleh keinginan-keinginan yang terkadang itu tidak bermanfaat dan sia-sia saja karena bukan hal yang sebenarnya kita butuhkan?


Vie's 18 Januari 2010. 15:28

Sekedar cara untuk belajar menjadi pribadi yang lebih baik. : )


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

News: "Up", Film Animasi Terbaik Golden Globes 2010


Senin, 18 Januari 2010 | 08:43 WIB

LOS ANGELES, KOMPAS.com -- Beberapa peraih Golden Globe Awards 2010 sudah diumumkan dalam pergelarannya yang diadakan di Beverly Hills (Los Angeles, California, AS), Minggu (17/1/2010) malam waktu setempat. Mereka, antara lain, Mo'Nique dalam film "Precious: Based on the Novel Push by Sapphire" untuk kategori Pemeran Pembantu Wanita Terbaik, mengungguli Penélope Cruz ("Nine"), Vera Farmiga ("Up in the Air"), Anna Kendrick ("Up in the Air"), dan Julianne Moore ("A Single Man").

Untuk kategori Film Animasi Terbaik, "Up", yang diproduksi oleh Walt Disney Pictures, sukses keluar sebagai pemenang, mengalahkan "Cloudy with a Chance of Meatballs", "Coraline", "Fantastic Mr. Fox", dan "The Princess and the Frog".

Untuk kategori Televisi, sebagian peraih penghargaan itu juga telah diumumkan. Toni Collette dalam film "United States of Tara" di kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik Televisi Musikal/Komedi dan John Lithgrow di kategori Pemeran Pembantu Pria Terbaik Televisi dalam film "Dexter". Collete sukses mengalahkan Courteney Cox ("Cougar Town"), Edie Falco ("Nurse Jackie"), Tina Fey ("30 Rock"), dan Lea Michele ("Glee"). Lithgrow sukses menyisihkan Michael Emerson ("Lost"), Neil Patrick Harris ("How I Met Your Mother"), Jeremy Piven ("Entaurage"), dan William Hurt ("Damages").

Untuk kategori Pemeran Pria Terbaik Televisi Drama, Michael C Hall dalam "Dexter" keluar sebagai pemenang, mengalahkan Simon Baker ("The Mentalist"), Jon Hamm ("Mad Men"), Hugh Laurie ("House"), dan Bill Paxton ("Big Love"). (TFT)


Film kecukaanku tuh!!..

Nice..!!

Sekedar review film "UP" versi ku.....

Cerita sederhana yg tak sekedar sederhana menurutku.

Berawal dari dua anak kecil yang punya mimpi yang sama untuk menjadi petualang. Hingga akhirnya keduanya pun menikah, hidup bersama, bahagia hingga kakek nenek. Sekalipun mereka tidak mempunyai anak, mereka tetap menjalani hari-hari mereka dengan bahagia. Pada suatu hari sang istri sakit dan akhirnya meninggal dunia. Sang istri punya mimpi memiliki rumah di atas air terjun tertinggi di Amerika Selatan yang belum terwujud. Dan sang kakek pun ingin mewujudkannya..Akhirnya sang kakek pun menerbangkan rumah kayu yang mereka bangun bersama dengan balon-balon udara. lalu terbanglah rumah itu menjelajah dunia, bersama seorang anak kecil yang menyelinap di rumah itu, anak kecil itu ingin menjadi "assisten sang kakek" (anak kecilnya lucu..endut...gemesin!,hehe..). Dalam perjalanan sang kakek dan si anak kecil itu menghadapi banyak rintangan, perjuangan untuk mewujudkan mimpi istrinya. Dan akhirnya sampailah rumah itu tepat di atas air terjun. Sang kakek pun duduk dan membuka catatan perjalanan sang istri dan menemukan...

"bahwa kebahagiaan sang istri yangs esungguhnya bukan berdirinya rumah diatas air terjun itu tetapi kebersamaan yang pernah mereka lalui. Bagi sang istri, suaminya adalah 'the spirit of her adventure"

Berharap sang kakek menemukan new spirit yang baru dan kakek itu pun telah menemukan spirit itu di diri si anak kecil yang lucu.


Nice...pokoknya..nice...so cuit..lah...

Suka banget deh ma pilem2 animasi yg sederhana namun indah dan bermakna. : )

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

JEDA: Bekerja Dengan Cinta


Cinta untuk pekerjaan
Orang yang bekerja kebanyakan melakukannya tidak dengan sepenuh hati. Karena pekerjaan yang mereka kerjakan dilakukan dengan keterpaksaan dengan tujuan mendapatkan penghasilan.
Padahal cinta dibutuhkan untuk memberikan hasil yang terbaik dalam pekerjaan. Cinta pada pekerjaan bisa membangun nilai diri, keinginan bekerjasama, menumbuhkan antusiasme, rasa syukur dan kebahagiaan.
Tanpa cinta pekerjaan hanya menimbulkan stress yang berkepanjangan, jadi tak ada salahnya memupuk cinta pada pekerjaan mulai sekarang.
Butuh resep untuk mencintai pekerjaan ? para pakar bersedia membaginya untuk anda
~ jika anda mencintai pekerjaan yang anda lakukan, maka pekerjaan itu akan mengungkapkan rahasianya pada anda (george Washington)
~ jalan menuju sukses dimasa kini punya lebih banyak tikungan dan tanjakan sehingga orang-orang perlu melakukan check up karier. Perhatikan akan kebutuhan-kebutuhan, nilai-nilai, minat-minat, dan tujuan-tujuan anda apakah sudah berubah (jane Goodman, Ph. D)
~ tak seorang pun bisa menjadi pemimpin yang hebat bila segalanya dikerjakan seorang diri, atau karena ingin mendapat pujian (Andrew Carnegie)
~ tak ada keberhasilan besar yang dapat dicapai tanpa antusiasme (emerson)
~ nikmatilah hidup anda dengan melakukan hal-hal kecil, karena suatu saat nanti jika anda menoleh ke belakang ternyata hal-hal kecil itu tidak kecil (Robert brault)
Dengan sedikit resep yang bisa anda pelajari dan yakini, saya harap stress pekerjaan tak lagi ada dalam kamus hidup anda

FROM: http://id.shvoong.com/books/1825960-bekerja-dengan-cinta/


Hmmm....yupi-yupi

Selamat bekerja dengan cinta!

mulailah dengan melakukan hal-hal kecil!

apapun itu!

Semangat! Semangat!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

JEDA: 3 Pertanyaan di Cita Cinta

ALLAH itu ada,,,
Ada seorang pemuda yang lama sekolah di negeripaman Sam kembali ketanahair.
Sesampainya dirumah ia meminta kepada orangtuanya untuk mencari seorang GuruAgama, Kyai atau siapapun yang bisa menjawab 3 pertanyaannya.
Akhirnya orang tua pemuda itu mendapatkan orang yang dimaksud tersebut.
Pemuda: Anda siapa?Dan apakah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan saya?
Kyai : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaananda
Pemuda: Anda yakin? Sedang Profesor dan banyak orang pintar saja tidak mampu menjawab pertanyaan saya.
Kyai : Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya.
Pemuda: Saya punya 3 buah pertanyaan:1. Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukan wujud Tuhan kepada saya!2. Apakah yang dinamakan takdir?3. Kalau syetan diciptakan dari api kenapa dimasukan ke neraka yang dibuatdari api,tentu tidak menyakitkan buat syetan, sebab mereka memiliki unsuryang sama. Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu?
Tiba-tiba Kyai tersebut menampar pipi si Pemuda dengan keras.
Pemuda sambil menahan sakit): Kenapa anda marah kepadasaya?
Kyai : Saya tidak marah...Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 buahpertanyaan yang anda ajukan kepada saya.
Pemuda: Saya sungguh-sungguh tidak mengerti.
Kyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?
Pemuda: Tentu saja saya merasakan sakit
Kyai : Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada?
Pemuda: Ya
Kyai : Tunjukan pada saya wujud sakit itu !
Pemuda: Saya tidak bisa
Kyai : Itulah jawaban pertanyaan pertama: kita semua merasakan keberadaanTuhan tanpa mampu melihat wujudnya.
Kyai : Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya?
Pemuda: Tidak
Kyai : Apakah pernah terpikir oleh anda akan menerima sebuah tamparan dari saya hari ini?
Pemuda: Tidak.
Kyai : Itulah yang dinamakan Takdir.
Kyai : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakanuntuk menampar anda?
Pemuda: kulit.
Kyai : Terbuat dari apa pipi anda?
Pemuda: kulit.
Kyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?
Pemuda: sakit.
Kyai : Walaupun Syeitan terbuat dari api dan Neraka terbuat dari api, jikaTuhan berkehendak maka Neraka akan menjadi tempat menyakitkan untuk syeitan.
Sekarang Anda mempunyai dua pilihan:1. Biarkan E-mail ini tetap dalam mailbox anda.2. Forward E-mail ini ke sejumlah orang yang anda kenal dan Insya Allahridha Allah akan dianugerahkan kepada setiap orang yang anda kirim.

From: http://id.shvoong.com/humanities/1862560-pertanyaan-di-cita-cinta/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

Nice Story For Vie: Cinta Langit pada Laut.

Dahulukala, langit dan laut saling jatuh cinta.
Mereka saling menyukai di antara satu sama lain. Oleh sebab sangat sukanya laut terhadap langit, warna laut sama dengan warna langit. Oleh sebab sangat sukanya langit terhadap laut, warna langit sama denga warna
laut.
Setiap senja datang, si laut dengan lembut sekali membisikkan kata-
kata `Aku Cinta Padamu’ ke telinga langit. Setiap kali langit
mendengar bisikan penuh cinta laut terhadapnya, langit tidak
menjawab apa-apa , hanya tersipu-sipu malu dengan wajah kemerah-
merahan.Suatu hari, datanglah awan. Melihat kecantikan si langit, awan terus
jatuh hati terhadap langit, bak cinta pandang pertama. Tetapi tentu
sahaja langit hanya setia mencintai laut. Setiap hari, langit hanya
mahu melihat laut sahaja. Awan berasa sedih tetapi ia tidak berputus
asa mencari cara dan akhirnya mendapat satu akal. Awan mengembangkan
dirinya seluas dan sebesar mungkin serta menyusup ke tengah-tengah
di antara langit dan laut. Ia berusaha menghalangi pandangan langit
dan laut terhadap satu sama lain.Laut berasa marah kerana tidak dapat melihat langit. Laut
mengeluarkan gelombangnya bagi mengusir awan yang mengganggu
pandangannya. Tetapi tentu sekali usahanya tidak berhasil. Lalu
datanglah angin yang sejak dulu mengetahui hubungan cinta langit dan
laut. Angin berasakan perlu membantu langit dan laut menyingkirkan
awan yang mengganggu perhubungan mereka yang sekian lama terjalinDengan tiupan keras dan kuat, angin meniup awan. Lantas terpecah-
pecahlah awan menjadi berselerak ke banyak bahagian, sehingga ia
tidak berupaya lagi melihat langit dengan jelas dan tidak mampu lagi
untuk mengungkapkan perasaannya terhadap langit. Kerana rasa
terseksa menanggung perasaan cinta yang menggunung tinggi terhadap
langit, awan menangis sedih.
Hingga sekarang, kasih antara langit dan laut tidak dapat
dipisahkan. Kita juga dapat melihat di mana mereka menjalin kasih.
Setiap kali memandang ke hujung laut, di mana ada garisan horizon
yang menemukan langit dan laut, di situlah mereka sedang memadu kasih.

From: http://id.shvoong.com/books/1785650-cinta-sejati-langit-dan-laut/


Hmmm..... lucu... : )

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

JEDA : Terkenal Atau Ternama??

“Woo, itu artinya kamu ini pingin terkenal Rul…, “ ujar Rudi teman saya sambil tertawa.
Sekitar 15 tahun lalu saat mahasiswa saya pernah bilang bahwa idola saya saat itu adalah Emha. “Pingin jadi seperti Emha,” kata saya. Jadilah Rudi berkesimpulan seperti itu. Tapi saya merasa tidak pingin jadi terkenal. Saya menyukai privacy , dan sangat risih dengan publisitas. Bukan keterkenalan Emha yang saya maksud. Sesuatu yang lain, entah apa itu. Kini saya paham, saya memang tidak ingin terkenal, tapi –mungkin- ingin ternama. Apa bedanya? Menjadi terkenal itu gampang. Tulis saja novel Ayat-Ayat Setan seperti Salman Rushdie yang menjelekkan Nabi Muhammad saw, pasti Anda langsung terkenal. Anda iklan besar-besaran di koran, bisa jadi terkenal walaupun hanya sejenak. Artis bikin heboh dengan kehidupan pribadinya, juga jadi terkenal. Bila Anda berani aneh sedikit, Anda punya peluang yang cukup untuk bisa menjadi terkenal. Namun menjadi ternama tidaklah mudah. Ternama berarti mempunyai reputasi baik, mempunyai prestasi yang bermanfaat, dan berkonotasi positif. Ternama berkaitan dengan prestasi. Ternama berarti memiliki nama baik. Banyak sekali artis film yang dikenal, namun hanya sedikit yang ternama dengan meraih Piala Citra. Banyak yang ternama, tapi tidak terkenal. Sebaliknya, banyak yang terkenal, namun tidak ternama. Hitler terkenal, namun tidak ternama. Norman Borlaug kurang terkenal, namun lebih ternama. Ibrahim, bapak para nabi, bahkan berdo’a kepada Allah swt agar menjadi orang ternama. Asy-Syu’araa’ (26):83-85 “Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh, dan jadikanlah aku BUAH TUTUR YANG BAIK bagi orang-orang kemudian, dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mempusakai surga yang penuh keni’matan,…” Ternama berarti menjadi buah tutur yang baik. Sudah semestinya kita semua ingin menjadi manusia yang ternama, terkenal maupun tidak, karena menjadi ternama itu dianjurkan. Suatu ketika di depan para mahasiswa baru ITB tingkat pertama, saya diminta memberi pesan singkat. Waktu itu terpikir sebuah pesan sederhana : “Bikinlah sejarah yang indah!” Yang saya maksud adalah, jadikan hidup kita menjadi buah tutur yang baik bagi orang-orang kemudian seperti yang dipanjatkan dalam do’a Nabi Ibrahim. Mudah-mudahan kita semua bisa mencapainya. Amin.

dari : http://id.shvoong.com/social-sciences/1694666-terkenal-atau-ternama/

Hmmmm...nice : )
Apakah kita termasuk yang TERNAMA???
Tik..tok..tik..tok.....
Harus jadi TERNAMA dengan nama sendiri. : )

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

Pengen: Maem Buah Duku


Buah duku ( Lansium Domesticum Corr) berasal dari tanaman berkayu yang hidup menahun. Pohonnya diperkirakan asli dari Indonesia. Literatur lain mengatakan duku berasal dari Asia Tenggara bagian barat, dari semenanjung Thailand di sebelah barat sampai Kalimantan di sebelah timur. Kini buah duku hampir tersebar luas diseluruh wilayah Asia dan menjadi salah satu primadona buah tropis.
Di Indonesia, sentra buah duku tersebar luas di wilayah Sumatra dan Jawa. Jenis yang banyak dibudidayakan adalah varietas Komering, Metesih, Condet dan Kalikajar. Buah duku dapat tumbuh subur di daerah beriklim basah dengan curah hujan tinggi. Tanaman ini termasuk jenis pohon buah musiman yang hanya berbuah setahun sekali. Biasanya bunga akan bermunculan di awal musim hujan (September-Oktober). Enam bulan kemudian buah terlihat bergelantungan di ranting dahan dan siap dipanen pada bulan Februari-Maret.
Buah duku mentah berwarna hijau, bergetah dan citarasanya sangat asam. Seiring matangnya buah, kulit akan berubah kekuningan dan daging buah akan berasa manis. Sebagian besar buah duku hanya dimakan segar sebagai buah meja. Padahal kalau kita mau sedikit berkreasi, duku dapat dijadikan beragam sajian lezat dan nikmat, seperti untuk isi puding, campuran fruits cocktail atau sebagai bahan baku selai.
Dari Selai Hingga Puding Cantik
Untuk selai, siapkan 1500 gr daging buah duku yang sudah diblender halus, 600 gr gula pasir, 100 ml air, 5 gr gelatin, 30 ml air jeruk lemon dan ½ sdt vanila essens. Semua bahan dicampur jadi satu, panaskan hingga tekstur mengental dan warna kekuningan. Selagi panas simpan di dalam botol kaca, tutup rapat, kini Anda mempunyai selai duku yang lezat dan siap digunakan kapan saja.
Variasi lain yang dapat dibuat adalah puding buah. Caranya buah duku dapat diblender kemudian dicampur dengan adonan agar-agar atau dibiarkan utuh untuk isi puding. Teksturnya kenyal dengan citarasa manis, segar dan sedikit asam menjadikan puding terasa lebih istimewa dan cantik tampilanya.
Sumber Mineral dan Zat Besi
Dilihat dari komposisi zat gizinya, buah duku tidak terlalu mengcewakan. Setiap 100 gr buah duku terkandung kalori 70 kal, protein 1.0 g, lemak 0.2 g, karbohidrat 13 g, mineral 0.7 g, kalsium 18 mg, fosfor 9 mg dan zat besi 0.9 mg. Untuk kandungan kalori, mineral dan zat besi duku setingkat lebih tinggi dibandingkan dengan buah apel atau jeruk manis. Kandungan lain yang bermanfaat adalah dietary fiber atau serat. Salah satu zat yang bermanfaat untuk memperlancar sistem pencernaan, mencegah kanker kolon dan membersihkan tubuh dari radikal bebas penyebab kanker.
Selain daging buah yang segar menyehatkan, bagian kulit buah dan bijinya juga bermanfaat untuk bahan baku obat anti diare dan menurunkan demam. Kulit kayunya juga sering digunakan orang untuk mengobati gigitan serangga berbisa dan obat disentri. Sebagian orang juga percaya, benalu pohon duku dapat menghambat dan membasmi sel-sel kanker. Sungguh tanaman yang istimewa bukan?.


"Pengen maem duku......beli..beli..beli ah...maem.maem..maem..ah...
Awas ya, ntar ku gigit kamu!"
hehehe... :D

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

INFO: 15 Januari, Gerhana Matahari Terlama


Kamis, 14 Januari 2010 | 03:19 WIB

Bandung, Kompas - Gerhana Matahari cincin terlama di milenium ini akan terjadi Jumat (15/1) sore. Gerhana yang diperkirakan berlangsung 11 menit 8 detik ini akan melewati Afrika bagian tengah, Samudra Hindia, dan sebagian wilayah Indonesia.

Clara Yatini, Kepala Bidang Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Rabu (13/1), mengatakan, di Indonesia, gerhana ini hanya terlihat parsial atau sebagian saja. ”Di bawah 10 persen. Kecuali, di Aceh yang mungkin bisa 50 persen,” tuturnya. Gerhana bisa dilihat di Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan, dan sebagian Sulawesi.

Proses gerhana yang dimulai dengan masuknya bayang-bayang Bulan di permukaan Bumi akan dimulai pukul 14.39 WIB. Puncak gerhana terjadi pada 15.55 WIB. ”Prosesnya berlangsung sekitar 1,5 jam,” ujarnya.

Gerhana Matahari dengan durasi lebih dari 11 menit baru akan terjadi lagi pada 1.033 tahun kemudian pada tahun 3043. Gerhana Matahari yang lebih lama terjadi pada tahun 1992, yaitu dengan durasi 11 menit 41 detik.

Titik maksimum gerhana akan terjadi di Samudra Hindia. Masyarakat di Afrika tengah, Kenya, China, dan Myanmar bisa melihat fase gerhana cincin. Total jalur penumbra gerhana mencapai 333 kilometer.

Di Observatorium Bosscha fenomena ini bisa dilihat menggunakan empat teleskop dan satu alat peneropong surya. Menurut Peneliti Observatorium Bosscha Mochamad Irfan, teleskop yang akan dipakai adalah Unitron dan tiga teleskop Coronado.

Juga akan digunakan coleostat, cermin yang mengikuti gerakan Matahari untuk mendapat proyeksi citra ataupun spektrum.

Irfan berharap penggunaan teleskop dan alat peneropongan surya ini bisa dimanfaatkan dengan baik. Bagi mereka yang tidak bisa melihatnya, ada program simulasi Stellarium 0.10.2. Di sana bisa dilihat waktu dan bagaimana posisi Matahari dan Bulan. Penghitungannya dikatakan cukup akurat karena sesuai dengan kalkulasi Badan Penerbangan dam Antariksa Amerika Serikat.

Peneliti fisika matahari, Dhani Herdiwijaya, berharap agar masyarakat bisa menyaksikan proses gerhana tanpa perlu takut merusak mata. ”Tapi jangan melihatnya langsung dengan mata telanjang. Melihat Matahari di hari biasa saja, tentu bisa merusak mata,” katanya. (jon/che)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

Keanehan yang Berujung Indah : )

"Terima kasih Ya Allah. Di dalam kesedihanku terselip sedikit kebahagiaan, ada yang hadir dan membuatku memiliki satu alasan untukku tersenyum hari ini, senyum yang lebih indah daripada tertawa, seperti gerimis yang lebih menenangkan daripada hujan, seperti berjalan yang lebih nyaman tuk melangkah daripada berlari dan seperti gelap yang membuatku berani daripada terang"


Selamat pagi dunia...selamat pagi...

Pagi di kota Bandung, tempatku berpijak saat ini. Berbeda namun tak membuatku menjadi beda karena perbedaan ruang dan waktu yang ada dikehidupanku saat ini. Toh aku masih melihat matahari itu di setiap terbitnya dan tenggelamnya. Sekalipun beberapa hari ini Bandung lebih sering hujan. Hujan di Kota Bandung, dibawah kehijauan alam yang menurutku sangatlah menyenangkan bisa berpijak disini. "Selalu indah" pikirku.

"Selamat pagi" Sejenak menyapa dirinya yang sedikit lebih jauh daari tempatku saat ini. Dia yang selalu ada disetiap pagiku dan di sepanjang hariku. Sekalipun tak bisa selalu kutatap dirinya, namun keberadaannya selalu dekat dengan hatiku. "Jauh dimata dekat dihati" begitu mungkin ungkapan yang pernah kudengar, hehe... Tidak masalah buatku, dan semoga buatnya. Memang inilah jalan yang harus kita tempuh saat ini. Karena segala sesuatunya Dialah yang paling berhak menentukan jalannya, dan kita hanya menjalani sesuai jalanNYA.

Akhirnya akupun mengungkapkannya. Dan aku tahu kau pasti mengerti. Aku hanya ingin semua berjalan seperti apa yang seharusnya. Sewajarnya saja. Aku berharap kita masih tetap menjadi diri kita yang apa adanya. Berproses sebagaimana adanya. Segala harapan dan mimpi-mimpi yang sering kita rangkai bersama. hal-hal sederhana yang mungkin agak "aneh" itu, hehe.... bisa menjadi kekuatan untuk kita berjuang mewujudkannya. Menjadikannya nyata. Menjadikannya benar-benar ada di depan mata kita. "Keanehan kita semoga berujung indah" harapanku dan semoga menjadi harapanmu.

Untukmu....
jangan pernah kau simpan semuanya sendiri
karena kau tidak pernah sendiri
ada aku dan kamu, selalu ada "KITA"
Ali bin Abi Thalib ra berkata "Cintailah kekasihmu dengan sederhana....."
Dan aku berharap kita dapat selalu saling menyayangi dengan sederhana pula.
Bagiku kesederhanaan memiliki sebuah makna yang sangat indah bila kita dapat selalu memaknainya dengan cara-cara sederhana.
Marilah kita berbenah diri
saling mengkoreksi dan saling mengingatkan
saling berbagi dan saling mengisi
untuk bisa menjadi "KUAT"
"Menjadi lebih baik untuk menjadi yang terbaik bagi kehidupan ini"

Harapanku dan semoga tak sekedar harapku, tak sekedar harapan kita, tetapi harapan orang-orang terdekat kita dan juga harapanNYA.

Met beraktivitas juga ya..
Semangat!!!
Terus mulai dari hari ini!!
Hari ini
Hari ini
Hari ini
Hari ini
Setiap hari
dan seterusnya.....
Sampai bertemunya kita dengan apa itu "Khusnul Khotimah"
AKHIR YANG BAIK.

Vie's 14 Januari 2010 09:11

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

Vie's Movie: Emak Ingin Naik Haji: Sekeping Cermin Cinta Tempat Kita Berkaca




Oleh Meicky Shoreamanis Panggabean*

Dunia adalah sebuah universitas megah tempat manusia bisa belajar mengenai hidup dari semua hal yang ada di dalamnya.
Kita bisa belajar tentang ketekunan dari semut…
Keset kaki bisa memberi kita imaji keji sebuah penindasan…
Debu di kolong tempat tidur bisa bicara banyak tentang kefanaan hidup…
Sangkar burung bisa melayangkan pikiran kita kepada ide tentang kebebasan…
Pohon…Ibu…Tetangga…Kipas angin…Beruang…Gantungan kunci…Apapun itu…


Berangkat dari pemahaman bahwa segala hal di dunia menawarkan kesempatan tanpa batas untuk belajar, saya percaya bahwa pemeluk agama apapun pasti pulang dengan batin yang lebih kaya seusai menonton Emak Ingin Naik Haji. Film besutan sutradara Aditya Gumai ini diakhiri terburu-buru dengan sebuah adegan bernuansa Hollywood:Kejutan yang bisa ditebak bahkan sejak film baru saja menggelinding. Bagaimanapun, hal ini tak mampu menyurutkan apresiasi saya yang tertuang dalam secarik tulisan berikut.
***
Film yang diangkat dari cerpen Asma Nadia ini tak pelak lagi adalah sebuah karya yang memiliki cita rasa spiritualitas teramat lezat. Emak (dimainkan dengan cemerlang oleh Ati Kanser) yang miskin, jujur dan saleh menyimpan kerinduan teramat sangat untuk menyambangi Mekah. Impiannya kian membuncah setelah melihat majalah berisi gambar-gambar Ka’abah di rumah Haji Sa’un (Didi Petet), saudagar kapal tetangganya yang telah berumroh hingga enam kali. Bagaimanapun, kerinduan Emak yang begitu besar berbanding terbalik dengan penghasilannnya yang demikian kecil: Biaya naik haji yang mencapai tujuh digit tak pernah bisa digapai oleh tangan keriputnya yang hanya mampu membuat kue apem untuk memenuhi order kecil-kecilan dari para tetangga.

Dari rumah Emak yang kumuh dan bobrok inilah cerita mengalir lalu menguap dan menghasilkan tetes-tetes kebijaksanaan yang kejernihannya melintasi agama apapun. Dengan air mata di pipi dan kerongkongan tercekat, saya hampir semaput di kursi penonton saat Emak dengan pasrah dan lirih bertutur pada Zein (terima kasih kepada Reza Rahardian atas totalitasnya dalam berperan), putra terkasih yang sama miskinnya dengan dirinya,”Kalaupun Emak keburu meninggal sebelum sampai di Ka’abah, Emak ikhlas Zein…Tuhan tahu kok, hati Emak sudah lama ada di situ…”.

Kerinduan Emak yang tulus akan Ka’abah terlihat makin dalam karena dikontradiksikan secara ironis dengan keluarga Haji Sa’un yang pergi ke sana hanya karena rutinitas dan kelebihan uang. Adapun kemurnian hati Emak dalam beribadah ditampilkan bergantian dengan keculasan Pak Agus (Adenin Adlan), pengusaha besar yang mengincar gelar haji hanya untuk memuluskan jalannya menuju kursi wali kota.

Dalam tempo cepat, film ini menguliti motivasi naik haji yang berbeda dari tiap karakter. Namun sesungguhnyalah cerita yang berdurasi hampir 100 menit ini tidak hanya berkisah mengenai ibadah Islami semata-mata. Emak Ingin Naik Haji tak hanya bicara soal Mekah atau Masjidil Haram. Emak Ingin Naik Haji juga bicara tentang cinta…

Cintalah yang membuat Emak berjerih payah menyimpan uang seperak demi seperak demi membayar ongkos naik haji yang ketika itu biayanya mencapai 6 kali lipat dari jumlah tabungannya selama lima tahun.

Cintalah yang membuat Emak merelakan 5 juta rupiah, uang simpanannya untuk kelak pergi haji, digunakan untuk pengobatan si cucu. Cinta jugalah yang membuat perempuan renta ini rela memaafkan mantan menantunya yang materialistis di lobby rumah sakit, di bawah tatapan anak kesayangannya yang penuh dengan kebencian.

Cintalah yang membuat mata Zein kerap berkaca-kaca karena tak pernah bisa mewujudkan impian Emak terkasih. Cinta jugalah yang yang membuat Zein nekad merampok, dan cinta jugalah yang akhirnya membatalkan niatnya kendati ratusan lembar uang bernominal besar sudah di tangan.

Dengan indah, film ini mengupas keagungan cinta dalam berbagai dimensi:Cinta kepada Tuhan, ibu, anak, tetangga dan bahkan kepada mereka yang tidak begitu kita kenal. Dengan ramah, melalui film ini Islam menyodorkan cermin bagi pemeluk semua agama untuk berkaca.

Apakah kita merindukan Tuhan bagaikan orang yang hampir tenggelam menginginkan oksigen, seperti halnya Emak?
Apakah kita mencintai kebenaran, bagai seorang perempuan mengasihi pria belahan jiwanya, seperti Zein yang akhirnya membatalkan niat untuk merampok setelah matanya nanar memandangi Al Quran?
Apakah kita beribadah untuk menyenangkan hati Tuhan atau untuk memuaskan keinginan diri sendiri seperti halnya Pak Agus ?
Apakah kita pergi ke mesjid, wihara, gereja atau apapunlah namanya, hanya karena rutinitas seperti yang dilakukan keluarga Haji Sa’un ?

Resapi kemegahan rumah Haji Sa’un dan layangkan mata kita pada gubuk Emak. Apakah kita sibuk mempermegah gedung ibadah hingga kurang waktu untuk memperindah batin ? Lupa bahwa di belakan gedung ada lusinan warga yang tidak sanggup makan dan putus sekolah ?

Saya tak habis pikir mengapa film ini, yang isinya demikian bijak dan bernilai edukasi tinggi, tak mampu mengalihkan mata MUI dari ‘karya-maha-prahara-mala-petaka-penuh-kebetulan-program-buang-buang-uang-nan-tak-masuk-akal’ seperti 2012. Mungkin kita semua harus coba untuk mempelajari ketidaklogisan pemahaman MUI juga dengan cinta. Entahlah. (*Guru Sekolah Pelita Harapan, Lippo-Cikarang)

Kompas, Minggu, 27 Desember 2009 | 00:48 WIB


Jadi pengen nonton....ayuk..ayuk...ayuk...ikut..ikut... : )


Indahnya jika suatu hari aku bisa membawa ayah bundaku, keluarga tercintaku ke rumahNYA.

Percaya jika Allah berkehendak "Jadi" maka "jadilah"

Amin Ya Robbal'alamin..

Semangat berkarya pin dan jadilah "sesuatu" yang berharga di hadapanNYA. : )

"Vie"13 Januari 2010


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

Sajak Penyemangat


Salam buat sang fajar
Lihatlah hari ini
Sebab ia adalah kehidupan, kehidupan dari kehidupan
Dalam sekejab dia telah melahirkan berbagai hakikat dari wujudmu
Nikmat pertumbuhan
Pekerjaan yang indah
Indahnya kemenangan
Karena hari kemarin tak lebih dari sebuah mimpi
Dan esok hari hanyalah bayangan
Namun hari ini ketika anda hidup sempurna
Telah membuat hari kemarin sebagai impian yang indah
Setiap hari esok adalah bayangan yang penuh harapan
Maka lihatlah hari ini
Inilah salam untuk sang fajar
(kalidasa)
Sampaikan kabar kepada malam
Bahwa sang fajar pasti datang mengusirnya
Dari puncak-puncak gunung dan lembah-lembah

Sampaikan kepada teman yang sedang di rundung duka
Bahwa pertolongan akan datang secepat kelebatan cahaya dan kedipan mata

Sampakan juga kepada teman yang merasa teraniaya
Bahwa kelembutan dan dekapan hangat akan segera tiba.

Wahai manusia, setelah lapar ada kenyang
Setelah haus ada kepuasan, setelah begadang ada tidur pulas
Setelah sakit ada kesembuhan
Setiap yang hilang pasti ketemu
Dalam kesesatan akan datang petunjuk
Dalam kesulitan ada kemudahan dan setiap kegelapan akan terang benderang

Bye:La TahZan

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

INFO: Cuaca Memburuk

Kompas, Selasa, 12 Januari 2010 | 03:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Kondisi cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia pada musim hujan saat ini hingga dua pekan mendatang akan memburuk. Hal ini terjadi akibat dari fenomena osilasi Madden-Julian. Sejumlah daerah akan terkena dampak berupa hujan deras dan gelombang tinggi.

Ini fenomena atmosfer spesifik di Samudra Hindia yang muncul secara periodik dan berdampak memperkuat curah hujan di sejumlah wilayah Indonesia sehingga kondisi cuaca akan makin memburuk.

”Bersamaan dengan munculnya fenomena osilasi Madden-Julian (MJO), angin dingin (kering) dari daratan Siberia bertiup menuju Jepang, Taiwan, Laut China Selatan, dan terus ke Teluk Jakarta itu berpeluang mendatangkan hujan deras secara ekstrem di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Waspadai hujan deras pada akhir Januari 2010,” kata Manajer Laboratorium Teknologi Sistem Kebumian dan Mitigasi Bencana Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Fadli Syamsudin, Senin (11/1) di Jakarta.

Dua fenomena, yaitu MJO dan laju angin kering (cold surge), dari daratan subtropis yang memberikan dampak peluang hujan makin deras, diperkuat lagi terbentuknya kondisi tekanan udara rendah (suhu tinggi, akibat posisi matahari di belahan bumi selatan), yaitu di sebelah utara dan timur Australia. Kondisi ini memberikan peluang terbentuknya badai atau siklon tropis.

Siklon tropis di belahan bumi selatan hingga Januari 2010 saat ini cukup terlambat. Kondisi tekanan udara rendah bisa terus berkembang menjadi depresi tropis dan menjadi badai tropis, maka wilayah Indonesia terkena dampak ekor badai yang mendatangkan hujan lebat secara ekstrem.

Peringatan dini cuaca

Kepala Subbidang Peringatan Dini Cuaca Ekstrem Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kukuh Ribudiyanto menyampaikan, dalam waktu sepekan antara 12-17 Januari 2010 sudah dikeluarkan peringatan dini cuaca.

”Saat ini memang terpantau nilai indeks monsun meninggi,” ujarnya.

Tingginya nilai indeks monsun mengindikasikan massa udara dingin atau kering dari wilayah Asia (dimulai dari Siberia) mulai masuk wilayah Indonesia.

Karena suhu laut di perairan Indonesia masih cenderung menghangat, pertemuan massa udara dari Asia itu menimbulkan pertumbuhan awan hujan.

”Suhu muka laut yang masih hangat akan menyuplai uap air menjadi awan hujan,” kata Kukuh.

Kepala Subbidang Informasi Meteorologi BMKG Hary Tirto Jatmiko menuturkan, peringatan dini dibutuhkan bagi operasional maskapai penerbangan ataupun pelayaran. Akan tetapi, daerah-daerah rawan banjir di darat saat ini juga harus mulai disiagakan.

”Perubahan cuaca akan begitu cepat. Kondisi ekstrem bisa terjadi sewaktu-waktu,” kata Hary. Hujan dengan petir dan angin kencang akan semakin sering terjadi. (NAW)

Peringatan Dini Cuaca 12-17 Januari 2010

• Wilayah berpotensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang: 1. Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung2. Pesisir barat Sumatera bagian tengah dan selatan3. Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan4. Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi5. Sebagian besar Pulau Jawa6. Sulawesi bagian utara, selatan, dan tenggara7. Bali8. Nusa Tenggara Timur9. Maluku bagian utara dan tenggara10. Papua bagian barat dan utara • Gelombang perairan mencapai ketinggian 2-3 meter berpotensi terjadi di:1. Perairan selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Timur2. Laut Sawu3. Perairan Kepulauan Natuna dan Anambas4. Laut Jawa5. Laut Seram6. Laut Bada7. Laut Arafuru8. Laut Timor9. Perairan utara Halmahera dan Papua • Gelombang tinggi mencapai 3-4 meter berpotensi di:1. Laut China Selatan2. Samudra pasifik timur Filipina


NB: Sedia payung sebelum ujan.... "beli payung ah..." : )

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

OPINI: Kabinet Parkinson

Kompas, Selasa, 12 Januari 2010 | 02:50 WIB

Pertambunlah kabinet, Rabu. Ini ”peribahasa” baru yang diperkenalkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Rabu, 6 Januari, Presiden melantik tiga wakil menteri. Rabu, 11 November 2009, lima wakil menteri sudah dilantik terlebih dahulu.

Kabinet Indonesia Bersatu II sekarang beranggotakan 34 menteri, tujuh pejabat setingkat menteri, dan delapan wakil menteri. Alih-alih perampingan, Presiden melakukan penggemukan dibandingkan dengan kabinet sebelumnya yang ”hanya” terdiri atas 34 menteri, tujuh pejabat setingkat menteri, dan seorang wakil menteri. Kabinet saat ini adalah kabinet tergemuk dibandingkan dengan semua kabinet yang pernah bekerja selama era Reformasi.

Penggemukan kabinet adalah kecenderungan aneh di tengah usulan perampingan kabinet yang mengemuka seusai Pemilu Presiden 2009. Jika Presiden gagal menjelaskan urgensinya dan gagal membuktikan efektivitas manajemen pemerintahan, kita bisa menyimpulkan, sang kabinet terkena ”penyakit parkinson”.

Parkinson

Nama ”penyakit” itu diambil dari C Northcote Parkinson, sang pencipta ”Hukum Parkinson”. Parkinson menggambarkan kecenderungan yang umum terjadi dalam kerja organisasi atau birokrasi. Salah satunya yang terpokok adalah kecenderungan untuk memperbanyak orang yang terlibat di dalamnya, bukan lantaran kebutuhan fungsional, melainkan karena hasrat untuk melipatgandakan jumlah bawahan.

Hans-Dieter Ever dan Tilman Schiel (1990) lalu menggunakan terminologi ”parkinsonisasi” untuk menggambarkan kecenderungan buruk birokrasi mempertambun diri dengan tujuan politik. Hasil akhirnya adalah birokrasi yang kian menjauhi praktik kerja profesional, efisien, dan melayani. Ever dan Schiel menyebut era Orde Baru sebagai contoh proyek parkinsonisasi seperti itu.

Saya khawatir dengan proyek penggemukan, tanpa penjelasan publik yang memadai, yang sedang dilakukan Presiden saat ini, Kabinet Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono berpotensi terserang penyakit parkinson. Beberapa alasan masuk akal melatari kekhawatiran ini.

Patut dikhawatirkan, penggemukan kabinet ala Yudhoyono tidak dilakukan pertama-tama dan terutama atas nama kebutuhan efisiensi dan efektivitas kerja pemerintahan, melainkan lantaran kebutuhan akomodasi politik. Sejak awal Presiden menunjukkan hasrat sungguh besar untuk membuat partai politik merasa dirangkul masuk dalam pemerintahan sambil mempertahankan retorika tentang pentingnya pertimbangan profesionalisme dan kompetensi dalam perekrutan kabinet.

Hasilnya lumayan mengecewakan. Kabinet sangat menimbang akomodasi partai, tetapi sekaligus tak mampu memenuhi tuntutan akomodasi profesionalisme dan kompetensi. Mengingat ini termin kedua kepemimpinan Presiden, ini kekeliruan yang tak perlu. Saya khawatir pengangkatan wakil menteri dimaksudkan oleh Presiden sebagai upaya lebih mendengar tuntutan itu, tetapi dengan melakukan kekeliruan berikutnya.

Pengangkatan wakil menteri diniatkan sebagai upaya memperbaiki kekeliruan dalam perekrutan di awal pembentukan kabinet. Hasilnya adalah penggemukan kabinet dengan segenap komplikasinya. Sebuah kekeliruan melahirkan kekeliruan berikutnya.

Lebih lanjut, pertemuan antara dua kekeliruan yang berurutan itu memfasilitasi komplikasi cukup serius. Ada kesan sebagian besar dari wakil menteri itu diangkat untuk menutupi ketidakmampuan menterinya dalam menunaikan tugas profesional di kementeriannya. Jika tak dikelola dengan baik, beberapa kementerian akan terlanda stigma sebagai tempat kongsi menteri kurang kompeten dengan wakil menteri kompeten. Suka atau tidak, stigma berbahaya ini, dengan segenap kesalahpahaman di dalamnya, terfasilitasi oleh pengangkatan wakil menteri.

Sebagian besar dari wakil menteri yang diangkat bukan saja dikenal sebagai orang-orang yang kompeten di bidangnya, tetapi juga memiliki sejarah kedekatan hubungan kerja dengan kementerian yang menjadi arena tanggung jawabnya sekarang. Ketika sang menteri berjarak lebih jauh dengan kalangan birokrasi di dalam kementerian itu, lahirlah potensi masalah. Sang wakil menteri bisa ”lebih berkaki” dalam kementerian itu.

Komplikasi semacam itu bisa semakin serius manakala tidak ada klarifikasi memadai kepada publik mengenai alasan pengangkatan wakil menteri itu serta bagaimana pembagian tugas antara menteri dengan mereka. Dalam keadaan ini, mau tidak mau, satu-satunya jalan yang tersedia bagi setiap kementerian itu adalah melakukan pembuktian bahwa kehadiran dua pejabat tinggi negara itu memang berkorelasi dengan peningkatan efektivitas, efisiensi, dan produktivitas kerja.

Jika pembuktian ini gagal dilakukan, sahihlah kesimpulan bahwa kehadiran wakil menteri itu sekadar menggemukkan kabinet. Sahih pula anggapan bahwa ia menandai kegagalan manajemen pemerintahan dan kebijakan. Dalam lima tahun ke depan, Presiden ditantang untuk membuktikan apakah kesimpulan dan anggapan ini keliru belaka.

EEP SAEFULLOH FATAH,CEO PolMark Indonesia, Political Marketing Consulting

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

News: Berumah di Bumi yang Berubah


Kompas, Selasa, 12 Januari 2010 | 03:02 WIB

Ahmad Arif

Pemanasan global tak bisa ditawar lagi. Suhu bumi terus naik, muka air laut pun meninggi, cuaca tak lagi bisa dipastikan, dan bencana karena iklim makin kerap terjadi. Tanpa beradaptasi terhadap bumi yang berubah itu, kota-kota kita terancam gagal menyangga hidup warga.

Jakarta dan kota-kota lain di Indonesia sebenarnya sudah menuju ke kota gagal. Pertanyaan yang menghantui warga Jakarta hari-hari ini dan warga kota-kota lain di Indonesia adalah, sudahkah aman dari banjir yang semakin kerap terjadi, skala yang makin meluas, dan air yang semakin meninggi dari tahun ke tahun.

Ini baru masalah banjir, belum lagi dengan peningkatan suhu yang juga menyebabkan ruangan menjadi semakin panas ataupun masalah-masalah kota lain seperti kemacetan, polusi udara, ataupun pencemaran air.

Terhadap masalah banjir, solusi praktis yang dipilih biasanya memilih rumah di daerah hulu, yang aman dari jangkauan banjir. Daerah resapan pun disulap menjadi hunian.

Adapun solusi praktis yang sering dipilih untuk mengatasi panas dan gerah adalah menggunakan penyejuk ruangan (AC). Cukup dengan menekan tombol on, maka suhu dalam ruangan pun menjadi sejuk.

Bukannya menjadi penyelesaian jangka panjang, berbagai solusi praktis itu justru menjadi bagian dari masalah baru. Bisa memicu pemanasan bumi lebih cepat lagi dan mempercepat kota-kota kita menjadi kota yang gagal. Tetapi, adakah ini pilihan rumah terbaik di tengah gencarnya isu pemanasan global yang menuntut pengurangan emisi buangan karbon?

Siasat adaptasi

Data dari Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP), 2007, sektor properti menggunakan 25-40 persen pemakaian energi di dunia dan menyumbangkan emisi karbon dioksida (CO) dengan persentase yang hampir sama.

Konsumsi energi tertinggi di sektor properti terutama disumbangkan oleh negara-negara Eropa dan Amerika. Warga di negara-negara empat musim tersebut membutuhkan penghangat ketika musim dingin dan pendingin pada musim panas.

Karena itu, di Eropa, sektor properti menjadi salah satu tumpuan utama dalam efisiensi energi, lebih dari seperlima konsumsi energi atau 45 juta ton CO per tahun ditargetkan akan dikurangi dari sektor bangunan mulai 2010 ini.

Di Indonesia, penggunaan energi di sektor perumahan kemungkinan tak sebesar itu. Belum ada penelitian pasti, tetapi kecenderungan peningkatan konsumsi energi dari perumahan terus membesar.

Salah satunya bisa dilihat dari tren penggunaan AC yang terus meningkat. Bahkan, untuk perkantoran bisa jadi tak ada lagi yang tak berpenyejuk udara. Padahal, AC merupakan alat elektronik yang paling banyak menghabiskan energi dalam bangunan. Rata-rata 44 persen konsumsi energi untuk bangunan tersedot untuk mengoperasikan AC.

Kita bisa menurunkan emisi karbon dengan perancangan bangunan yang ramah lingkungan. Salah satunya, yang paling sederhana adalah menggunakan penghawaan dan pencahayaan alami. Selain ramah terhadap lingkungan, perancangan rumah dengan penghawaan dan pencahayaan alami sebenarnya bisa menghemat pengeluaran karena itu artinya kita mengurangi biaya beban membayar listrik.

Untuk itu, dibutuhkan kreativitas rancangan. Salah satunya adalah dengan membuat bukaan yang lebar yang diposisikan saling berhadapan (ventilasi silang). Bukaan seperti ini menjamin terjadinya aliran udara dalam ruangan.

Menanami pekarangan rumah dengan pepohonan merupakan usaha lain yang dapat dipilih untuk menurunkan temperatur di sekitar rumah tinggal kita. Pengaturan arah hadap bangunan, yaitu tidak menghadap barat, juga bisa mengurangi tempaan matahari langsung pada siang hari yang panas.

Pemanasan bumi memang bukan sesuatu yang jauh. Tak hanya sangat dekat dampaknya, kita pun bisa berperan serta ikut mendinginkan bumi, lebih dari yang kita kira. Pilihan kita, salah satunya pilihan dalam berumah, berperan besar dalam hal ini.

Skala kota

Namun, tindakan individu ini tetap tak akan cukup jika tak diikuti dengan penataan kota yang peka dengan perubahan iklim.

Budi Prayitno, pengajar di Jurusan Arsitektur Universitas Gadjah Mada mengatakan, upaya yang harus dilakukan untuk bisa mengurangi emisi karbon secara lebih efektif adalah melalui penataan kawasan atau kota. ”Untuk itu diperlukan norma, standar, pedoman, dan kriteria sebagai dasar perancangan dan sarana evaluasi kinerja ramah lingkungan dan sadar energi, serta pengawalannya secara yuridis,” katanya.

Beberapa perancangan skala kota yang bisa dilakukan, misalnya dengan menyiapkan transportasi umum yang baik dan menekan penggunaan kendaraan pribadi, menyiapkan jalur-jalur transportasi untuk kendaraan ramah lingkungan, seperti jalur sepeda, integrasi ruang hunian dan kerja sehingga memperpendek pergerakan, hingga mengelola sampah kota dengan baik, dan mengoptimalkan ruang hijau kota.

Tetapi, jangan pula atas nama ruang hijau kota, sebagai terjadi di Jakarta, kemudian dilakukan penggusuran terhadap permukiman orang miskin, sedangkan mal ataupun pusat perkantoran dibiarkan tumbuh di ruang-ruang hijau itu.

Kota-kota di dunia kini berlomba menjadi kota ramah lingkungan, misalnya, Stockholm, Swedia, yang memanfaatkan limbah dan sampah sebagai sumber energi kota. Kota yang menghidupi 1,8 juta penduduknya ini memiliki tujuh pembangkit listrik. Hanya satu yang berbahan bakar konvensional, batu bara. Sisanya menggunakan sampah dan biomassa sebagai bahan bakar.

Energi tambahan adalah dari panas yang diperoleh dari pengolahan limbah cair. Sebagian listrik yang dihasilkan dari sumber terbarukan ini juga digunakan untuk menggerakkan mobil dan angkutan umum. Dengan kreativitas dan inovasi yang dilakukan, Stockholm menjelma menjadi kota yang hampir lepas dari bahan bakar fosil.

Di Jerman, warga kota berlomba investasi di bidang energi bersih dengan membeli panel listrik bertenaga surya, yang di pasang di atap-atap apartemen maupun rumah mereka. Kota Amsterdam, Belanda, juga sudah mengolah sampah warga sebagai bahan bakar listrik.

Selain masih harus bergulat dengan masalah-masalah klasik seperti akses kaum miskin kota terhadap ruang, kepadatan, kemacetan, sanitasi, dan drainase kota yang buruk, kota-kota kita ke depan juga harus sudah memiliki perspektif bahwa ekologi bumi sudah berubah. Untuk Jakarta yang kini tengah menyiapkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2030, mestinya memasukkan parameter ini....

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

Women's News: Lima “Perempuan” di Kabinet Indonesia Bersatu II



Jurnalperempuan.com-Jakarta. Kamis (22/10) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melantik menteri dalam kabinet Indonesia Bersatu II. Dari 34 menteri yang telah dilantik terdapat 5 perempuan yang memperoleh kesempatan berada di posisi tertinggi periode 2009-2014.

Kelimanya adalah Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan), Mari Elka Pangestu (Menteri Perdagangan), Armida Alisjahbana (Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas), Endang Rahayu Sedyaningsih (Menteri Kesehatan), dan Linda Agum Gumelar (Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak).

SBY mengatakan dalam pidato pelantikan presiden di Gedung MPR, Selasa (20/10), tiga hal yang menjadi prioritas dalam pemerintahan baru yaitu peningkatan kesejahteraan rakyat, penguatan demokrasi, dan penegakan keadilan.

Koordinator Jaringan Kartini Asia yang juga tergabung dalam Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan, Nursyahbani Katjasungkana mengemukakan, ketiga bidang besar tersebut sangat berwajah perempuan.

”Dalam soal kesejahteraan, kita tahu, kemiskinan berwajah perempuan. Sumbernya ketidakadilan dan diskriminasi. Jadi, masalah pengarusutamaan gender bukan hanya tanggung jawab Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan,” ungkapnya.

Sementara di bidang demokrasi, Lies Marcoes mengatakan, demokrasi substansial menyangkut politik dalam arti luas, mengabaikan kepentingan perempuan dan kelompok-kelompok terpinggirkan yang melahirkan rezim pemasung kebebasan dengan serangkaian peraturan yang penuh prasangka dan diskriminatif terhadap perempuan.

Sementara Ani Sutjipto, pengamat masalah perempuan dan politik dari Universitas Indonesia berpandangan, Menteri Pemberdayaan Perempuan harus memiliki jaringan yang kuat sehingga mampu bersinergi baik dengan organisasi masyarakat maupun organisasi perempuan, antarsektor dan lintas jenjang, serta memiliki kapasitas kepemimpinan teruji.

Kriteria lainnya, Ani menambahkan, adalah memahami konsep hak asasi manusia, khususnya hak asasi manusia perempuan, memiliki rekam jejak yang jelas, relevan, konsisten, dan beralaskan komitmen yang kuat.

Tugas berat hendak menguji ruh kemanusiaan dan keberpihakan mereka. Tantangan pembangunan yang salah satunya adalah pencapaian target MDGs, Indeks Pembangunan Manusia (GDI) hendaknya menuntun keberanian mereka untuk bekerja, memperjuangkan kepentingan masyarakat sebagai kepentingan bangsa. Seperti yang dikatakan SBY saat melantik menteri kabinetnya, ”Saya berharap letakkanlah kepentingan pemerintah, bangsa dan Negara di atas kepentingan partai politik, kelompok, maupun golongan. Jangan kebalik.”

Dilansir dari Kompas cetak (23/10)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

OPINI: Demokrasi dan Suara Belalang


Kompas, Senin, 11 Januari 2010 | 03:23 WIB

The question here, really, is what have we done to democracy? What have we turned it into? What happens once democracy has been used up? When it has been hollowed out and emptied of meaning?”

(Arundhati Roy, Listening to Grasshoppers, Field Notes on Democracy).

Di hampir pengujung akhir tahun 2009, Arundhati Roy menerbitkan buku yang merupakan kumpulan esainya tentang demokrasi. Judul bukunya, Listening to Grasshoppers, Field Notes on Democracy. Salah satu esai dalam buku itu yang berjudul sama dibawakan di Istanbul, 18 Januari 2008, untuk memperingati kematian Hrant Dink, jurnalis Armenia yang dibunuh di Istanbul, Januari 2007, karena mencoba mengungkap tragedi yang dialami orang-orang Kristen Armenia pada masa kekaisaran Ottoman tahun 1915.

Di bagian lain bukunya, Roy menggambarkan bagaimana perjuangan orang-orang Kashmir, tergambar lewat civil disobedience pada tahun 2008, memperoleh tekanan yang begitu berat dan sistematik. India berhadapan dengan Muslim Kashmir.

Dalam catatan Roy, demokrasi seperti kehabisan dayanya ketika berhadapan dengan fakta pluralitas masyarakat negara yang diformanya, lebih-lebih ketika demokrasi berhadapan dengan agama. Pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat dan kepala pemerintahan menjadi tolok ukur yang banal atas demokrasi. Demokrasi justru menjadi alat untuk mematikan suara rakyat (vox populi). Suara demokrasi justru menjadi suara kerumunan belalang yang menandakan akan adanya bencana. Persis ketika setelah ibunda Hrant Dink yang di tahun 1915 berusia 10 tahun mendengar suara kerumunan belalang di desanya, Dubne, tragedi pembantaian di Armenia itu terjadi. Maka, Roy bertanya dengan memetaforakan suara belalang dan bencana. Adakah kehidupan setelah democracy (yang bagi Roy telah menjadi demon-crazy)?

Kecemasan

Demokrasi memberikan harapan kepada masyarakat manusia yang terbentuk dalam sebuah negara karena pemerintahan negara dijamin dilakukan oleh rakyat. Makna rakyat yang pada zaman pencerahan kemudian diidealisasi sebagai individu yang memiliki otonomitas dan kedirian, atau manusia sebagai subyek, dikawal oleh hukum. Hukum menjamin warga negara berpartisipasi dalam pengelolaan negara. Warga negara oleh demokrasi dan hukum dipandang sebagai subyek yang bermartabat.

Namun, cita dari demokrasi semacam itu yang tidak ditemukan oleh Roy dalam demokrasi riil. Demokrasi dengan hukum formalnya menjadi demokrasi performatif yang sekadar mementingkan penampilan fisik semata dalam pemilu yang seakan-akan ”jurdil” dan pers yang seolah-olah merdeka. Hukum yang memang pada dirinya berorientasi ketertiban menjadi alat untuk melegitimasi adanya demokrasi performatif.

Demokrasi dan hukum zaman pencerahan yang diadopsi oleh negara memiliki persoalan. Bagaimana meletakkan kemanusiaan (manusia sebagai subyek yang otonom) yang baru saja lahir berhadapan dengan negara? Trauma Revolusi Perancis membuat ruang publik sebagai domain keberadaan negara disterilkan dan dinetralkan dari agama (berikut religiositas yang ikut membentuk kemanusiaan kita). Dalam perjalanan waktu, negara melalui demokrasi dan hukum menyingkirkan kemanusiaan. Negara tidak dapat hidup berdampingan dengan kemanusiaan dalam ruang publik yang seharusnya dijaga oleh demokrasi dan hukum.

Apabila Roy menyaksikan negara India lewat demokrasi dan hukum yang diisi oleh nasionalisme Hindu dan developmentalism yang pro-pasar sehingga menyingkirkan kaum Muslim, Kristen, Sikh, dan Dalits, kita melihat bahwa di masa Orde Baru demokrasi Pancasila menyingkirkan orang-orang kiri, kaum penghayat, dan orang-orang kritis. Ironisnya, negara Orde Baru melakukan itu seperti seolah-olah menjawab tantangan pencerahan dengan menyakralkan ruang publik. Pancasila yang maknanya begitu dipersempit menjadi kanal untuk meletakkan kemanusiaan bersandingan dengan negara.

Harapan

Runtuhnya sosialisme sebagai ideologi negara, tragedi 11 September, serangan di Mumbai, dan—untuk kita—reformasi, sebenarnya menjadi momen-momen untuk kembali mempertemukan negara dan kemanusiaan dalam ruang publik yang dijaga oleh demokrasi dan hukum. Momen-momen itu juga sekaligus menandakan bahwa negara tidak lagi bisa dibayangkan sebagai sebuah entitas yang absolut. Negara oleh masyarakat manusia yang menjadi rahim kelahirannya ditantang untuk melihat manusia sebagai subyek yang menghidupinya dalam peristiwa sehari-hari yang begitu sederhana.

Skandal Bank Century yang terungkap, koin untuk Prita, dan banyak fenomena people power lainnya merupakan manifestasi gugatan terhadap kekuasaan absolut negara. Di sisi lain, kasus bunuh diri yang beberapa kali kita saksikan merupakan tanda bahwa ruang publik kita tidaklah semanusiawi yang kita bayangkan selama ini. Negara dengan mekanisme pasarnya telah begitu beringas mengonsumsi kemanusiaan kita sebagai subyek otonom yang dicita-citakan.

Lewat peristiwa dalam hidup keseharian kita, misalnya yang termanifestasi dalam jejaring sosial virtual yang kita miliki, negara diingatkan untuk kembali mendengarkan vox populi sebagai suara rakyat. Dalam suara rakyat terkandung suara kemanusiaan yang mencari jalannya untuk didengarkan. Seperti suara kerumunan belalang, suara rakyat ingin memberitahukan sesuatu kepada negara tentang kemanusiaan di ruang publik yang seharusnya dijaga oleh negara dengan demokrasi dan hukum.

Antonius Cahyadi Dosen Fakultas Hukum Universitas Indonesia; Kandidat Doktor dalam Bidang Socio Legal Studies di Van Vollenhoven Institute, Faculteit der Rechtgeleerdheid, Universitas Leiden, Belanda

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

Sejenak dan Berarti : )




Waktu terus berputar mengiri langkah kita. Kita memang tidak selalu bersama melewati hari-hari kita. Dalam pengertian untuk kita bertemu dan saling bertatap muka. namun, alangkah indahnya saat pertemuan itu. Sejenak dan berarti. Begitulah aku memaknai pertemuan kita. sekalipun itu hanya sejenak, namun waktu itu sangat berarti untukku dn semoga juga untukmu. bukan aku tidak menerima keadaan ini dan meminta lebih dari ini. Karena sesungguhnya memang seperti inilah yang seharusnya terjadi saat ini untuk kita. Dan aku selalu bersyukur kepada Allah yang selalu menjaga kita hingga detik ini. Sekalipun terkadang aku masih selalu bertanya "benarkah kita".
Aku belajar untuk percaya dan selalu percaya pada semua ini. tentang kita dan semua tentang kita. Biarlah semua berjalan apa adanya kamu tak harus menjadi inginku dan aku tak harus menjadi inginmu karena seperti katamu
" setiap orang punya jalan sendri-sendiri. Mungkin bagi dirinya sendiri itu benar, tapi bagi orang lain salah. dan setiap orang mempunyai kekurangan dan berbeda pada situasi lingkungan dimana mereka pernah tinggal, sewajarnya kita adalah bisa saling mengisi. "

Saling mengisi dan saling melengkapi. Ya begitulah seharusnya kita. dan kita harus saling mengisi dan melengkapi. Semoga akan selalu ada jalanNYA untuk kita dan semoga kita memiliki kekuatan untuk selalu bertahan pada jalanNYA.

Terima kasih untukmu....
Terima kasih untuk sejenak waktumu...
Terima kasih untuk semuanya yang sejenak itu..
Sejenak dan sangat berarti untukku...
Kapan lagi?
Aku percaya...
"Jika bukan hari ini pasti esok hari"
kapanpun itu...
Sampai ketemu lagi...

Dan sekarang adalah Waktu untuk kita "LANJUTKAN!" langkah kita. Chemangat!! : )

Vie's Bandung, Minggu, 10 Januari 2010

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)